ilustrasi sindrom Parry-Romberg (escientificpublishers.com/Hamed Safaei)
Sindrom Parry-Romberg juga dikenal sebagai atrofi hemifasial progresif. Kondisi ini ditandai dengan penyusutan lambat (atrofi) yang memengaruhi satu sisi wajah. Ini dapat menciptakan garis tajam yang terlihat jelas antara kulit normal dan abnormal yang berkembang.
Atrofi juga terjadi secara progresif, makin memburuk dari waktu ke waktu hingga mencapai periode stabilitas. Tak hanya wajah, atrofi juga dapat terjadi pada bagian tubuh lainnya seperti lengan, batang tubuh, dan kaki di satu sisi yang sama dengan atrofi wajah atau sisi berlawanan.
Selain atrofi, gejala lain mungkin dapat terjadi menyertai sindrom ini termasuk:
- Kelainan pada telinga: telinga di sisi yang terkena mungkin cacat atau tampak kecil dan menonjol tidak normal
- Perubahan warna kulit: penggelapan atau pemudaran abnormal pada kulit yang terkena
- Kehilangan rambut di sisi yang terkena, termasuk botak, tidak adanya bulu mata, dan tidak adanya bulu alis, dan/atau pemutihan rambut
- Kelainan pada mulut dan gigi, yang mungkin dapat menyebabkan kesulitan membuka atau menutup rahang
- Kejang
- Migrain
- Masalah sistem saraf
- Kelainan mata, seperti tampilan cekung yang tidak normal, kelopak mata terkulai, perbedaan warna mata (heterokromia)
- Kecemasan dan depresi terkadang juga menyertai akibat efek penampilan wajah
Setiap pasien mungkin mengembangkan gejala yang bervariasi, baik tingkat keparahan maupun jenis kerusakan yang ditimbulkan. Tidak semua pasien yang terkena akan mengalami semua gejala yang telah disebutkan di atas.