ilustrasi makan ikan (pexels.com/Leonard Aldenhoff)
Perubahan pola makan bisa membantu memperbaiki kondisi usus bocor, khususnya dengan mendukung kesehatan mikrobioma usus dan lapisan pelindung di dinding usus. Seberapa besar manfaatnya akan tergantung penyebab dasar gejala yang kamu alami.
Misalnya, jika kamu memiliki penyakit celiac atau sensitivitas gluten non-celiac, menghindari makanan yang mengandung gluten bisa membantu menyembuhkan lapisan usus dan meredakan gejala.
Diet yang baik untuk kesehatan mikrobioma usus juga bermanfaat. Ini termasuk pola makan tinggi prebiotik dan probiotik, yang membantu tubuh memproduksi asam lemak rantai pendek—zat penting untuk menjaga kekuatan dinding usus. Contohnya adalah pola makan Mediterania (fokus pada konsumsi buah, sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan lemak sehat).
Beberapa jenis makanan yang bisa bantu perbaiki kondisi sindrom usus bocor antara lain:
Sayuran seperti brokoli, kubis, dan bayam
Buah-buahan seperti beri, pisang, dan jeruk
Makanan fermentasi tinggi probiotik, seperti cuka apel, acar tertentu, dan yoghurt.
Kacang-kacangan dan biji-bijian.
Lemak sehat, seperti dari ikan berminyak, alpukat, minyak zaitun, dan kacang.
Sebaliknya, sebaiknya hindari atau kurangi:
Makanan dan daging olahan (misalnya fast food atau daging olahan kemasan)
Kue manis dan roti panggang seperti biskuit atau pastry.
Karbohidrat olahan seperti roti putih dan kerupuk.
Minuman tinggi gula.
Pemanis buatan.
Beberapa suplemen mungkin membantu meredakan gejala sindrom usus bocor dengan memperbaiki mikrobioma usus atau memperkuat lapisan usus. Bukti awal menunjukkan manfaat potensial dari:
Walaupun penelitian tentang suplemen ini masih terbatas, tetapi penggunaannya kemungkinan aman dan bisa membantu. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum mulai mengonsumsinya, terutama jika kamu punya kondisi medis tertentu.
Istilah leaky gut syndrome atau sindrom usus bocor makin sering dibicarakan dalam komunitas medis. Meski masih terus diteliti, tetapi kondisi ini diduga punya kaitan dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan dan alergi, hingga penyakit autoimun.
Referensi
Ricardo Santos Aleman, Marvin Moncada, and Kayanush J. Aryana, “Leaky Gut and the Ingredients That Help Treat It: A Review,” Molecules 28, no. 2 (January 7, 2023): 619, https://doi.org/10.3390/molecules28020619.
"Your Digestive System & How it Works." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Juni 2025.
Qinghui Mu et al., “Leaky Gut as a Danger Signal for Autoimmune Diseases,” Frontiers in Immunology 8 (May 22, 2017), https://doi.org/10.3389/fimmu.2017.00598.
“The Gut-brain Axis: Interactions Between Enteric Microbiota, Central and Enteric Nervous Systems.” PubMed, June 1, 2015, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25830558/.
"What Is ‘Leaky Gut Syndrome,’ and How Do You Treat It?" GoodRx. Diakses Juni 2025.
"What is leaky gut syndrome?" Harvard Health Publishing. Diakses Juni 2025.
"What You Need To Know About Fixing Your "Leaky" Gut." Henry Ford Health. Diakses Juni 2025.