unsplash.com/Josh Calabrese
Sindrom Wolfram sering kali juga disebut DIDMOAD, yang mengacu pada gejala utama yang ditimbulkan, yaitu: Diabetes Insipidus, Diabetes Melitus, Optic Atrophy (atrofi optik), dan Deafness (kehilangan pendengaran).
Diabetes melitus biasanya muncul pada penderita sebelum usia 16 tahun, yang terjadi hampir pada 87 persen kasus. Ini disebabkan karena pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin, sehingga tidak dapat memanfaatkan glukosa secara normal dan kadar gula darah menjadi tinggi.
Gejala diabetes melitus biasanya meliputi sering buang air kecil, rasa haus yang berlebihan, nafsu makan meningkat, penurunan berat badan, penglihatan kabur, dan koma.
Pada 80 persen kasus, orang dengan sindrom Wolfram juga memiliki atrofi optik primer dan gangguan penglihatan sebelum usia 16 tahun, seperti buta warna dan penurunan penglihatan. Hal ini disebabkan hilang atau rusaknya saraf optik yang bertugas mengirimkan informasi visual ke otak.
Menurut National Organization for Rare Disorders, pada 42 persen kasus, penderita juga mengembangkan gejala diabetes insipidus, yang tidak terkait dengan diabetes atau insulin. Ini karena otak tidak dapat menghasilkan cukup hormon vasopresin yang penting untuk mengatur jumlah air dalam tubuh dan mengontrol berbagai zat di dalam darah.
Akibatnya, dapat menimbulkan gejala seperti rasa haus dan buang air kecil berlebihan, dehidrasi, kelemahan, mulut kering, dan terkadang sembelit karena terus-menerus kehilangan air.
Gejala sindrom Wolfram lainnya adalah kehilangan pendengaran sensorineural, yang terjadi pada sekitar 48 persen kasus. Ini disebabkan hilangnya tanggapan atas suara yang dikirimkan oleh saraf. Gejala bisa berupa hilangnya intensitas atau nada suara atau kehilangan kemampuan mendengar nada tinggi.
Tak hanya itu, beberapa gejala tambahan juga mungkin terjadi, seperti:
- Infeksi saluran kemih, yang biasa terjadi karena kandung kemih tidak dikosongkan dengan benar.
- Gangguan neurologis, seperti gangguan keseimbangan, tidur tidak teratur, cara berjalan yang canggung, dan bau badan.
- Masalah kejiwaan dan perilaku yang meliputi depresi, kecemasan, dan kelelahan.
- Menurunkan produksi hormon testosteron pada laki-laki.
- Gangguan gastrointestinal, seperti kesulitan menelan, diare, atau sembelit.
- Katarak.
- Pengaturan suhu tubuh yang tidak normal, misalnya kepanasan.