ilustrasi bayi baru lahir (unsplash.com/Christian Bowen)
Pemeriksaaan pendengaran bayi baru lahir tidak akan menimbulkan rasa sakit. Untuk mengetahuinya bisa dengan dua cara:
1. Otoacoustic emissions (OAE)
Ini merupakan cara untuk mengukur respons yang berasal dari organ telinga bagian dalam (koklea). Untuk tes ini, dokter akan menggunakan earbud kecil yang dipasang di telinga bayi, berisi mikrofon dan earphone.
Kemudian, suara akan diputar melalui earbud dan respons gema yang berasal dari organ telinga bagian dalam akan diukur. Jika bayi mendengar dengan normal atau mendekati normal, maka gema akan dipantulkan kembali di telinga bagian dalam yang diukur dengan mikrofon.
Jika bayi mengalami gangguan pendengaran yang signifikan, tidak akan ada gema atau gema yang diukur akan berkurang.
2. Automated auditory brainstem response (AABR)
Pengujian AABR mengukur respons yang datang dari organ telinga bagian dalam (koklea) serta batang otak pendengaran, saat suara merambat ke otak.
Untuk pemeriksaan ini, elektroda stiker ditempelkan di kepala bayi dan earphone kecil dipasang di dalam atau di sekitar telinga bayi. Suara diputar melalui earphone dan elektroda mengukur apakah ada respons yang datang dari telinga dan batang otak pendengaran bayi.
Jika bayi mendengar dengan normal, maka akan terdeteksi adanya respon. Jika bayi mengalami gangguan pendengaran yang signifikan, maka tidak ada respons yang terdeteksi.
Jika bayi berhasil menyelesaikan pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir, hasilnya akan dinyatakan sebagai "pass".
Jika bayi tidak lulus pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir dan pengujian lebih lanjut diperlukan untuk menunjukkan pendengaran yang sehat, hasilnya akan dinyatakan sebagai "refer", "fail", atau "did not pass".