Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Mendeteksi Gangguan Pendengaran pada Bayi

ilustrasi bayi (pexels.com/Sarah Chai)
ilustrasi bayi (pexels.com/Sarah Chai)
Intinya sih...
  • Skrining pendengaran penting untuk bayi baru lahir.
  • Ada tanda-tanda gangguan pendengaran pada bayi yang harus diwaspadai, terutama jika tidak bereaksi terhadap suara keras atau tidak mengucapkan kata-kata.
  • Faktor risiko gangguan pendengaran pada bayi juga perlu diperhatikan, seperti riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran dan berat lahir <1.500 gram.

Gangguan pendengaran menjadi masalah yang meningkat dari tahun ke tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan akan ada lebih dari 700 juta orang yang mengalami masalah pendengaran.

Dalam banyak kasus, telinga tuli atau gangguan pendengaran terjadi akibat adanya perubahan struktural yang terjadi saat lahir. Jika ini terjadi, bayi yang mengalami telinga tuli harus segera mendapatkan penanganan khusus.

Lantas bagaimana mendeteksi telinga tuli pada bayi?

Tanda-tanda gangguan pendengaran pada bayi

ilustrasi bayi (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi bayi (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Idealnya, pengecekan pendengaran bayi dilakukan dua hari setelah bayi lahir dengan metode newborn hearing screening. Skrining pendengaran sebaiknya dilakukan selama tiga minggu pertama kehidupan bayi.

Ada beberapa tanda yang bisa kamu waspadai untuk bayi yang tuli. Ini dapat meliputi:

  • Tidak terkejut dengan suara keras.
  • Tidak mengeluarkan setelah dia berumur 6 bulan.
  • Tidak mengucapkan satu kata pun seperti “mama” atau “dada” saat bayi berusia 1 tahun. 
  • Menolehkan kepalanya saat bayi melihat seseorang, tetapi tidak menoleh jika dipanggil namanya.
  • Bisa mendengar beberapa suara namun tidak mendengar suara lainnya. 

Pada dasarnya, tanda dan gejala gangguan pendengaran pada bayi berbeda-beda seiring tahap perkembangan pada usia yang berbeda-beda. Berikut ini pedoman umum terkait usia berikut untuk membantu mengukur kemajuan pendengaran anak.

Pada bayi baru lahir hingga usia 3 bulan, bayi seharusnya:

  • Bereaksi terhadap suara keras dengan refleks terkejut.
  • Mengarahkan kepala mereka ke arah kamu saat kamu berbicara.
  • Terbangun oleh suara keras.

Pada bayi usia 3 hingga 6 bulan, bayi seharusnya:

  • Melihat atau berputar ke arah suara baru.
  • Menanggapi “tidak” dan perubahan nada suara.
  • Mulai menghasilkan suaranya sendiri.

Pada bayi usia 6 hingga 10 bulan, bayi seharusnya:

  • Merespons saat namanya dipanggil.
  • Memahami kata-kata untuk benda atau frasa umum (mama, dada, susu, botol, dan lain-lain).
  • Membuat suara mengoceh.

Pada bayi usia 10 hingga 15 bulan, bayi seharusnya:

  • Melihat benda-benda yang dikenal atau menunjuk orang ketika diminta melakukannya.
  • Mengucapkan kata-kata dan suara sederhana; mungkin menggunakan beberapa kata secara bermakna.
  • Menikmati permainan seperti cilukba.

Faktor risiko gangguan pendengaran pada bayi baru lahir

ilustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Vidal Balielo Jr)
ilustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Vidal Balielo Jr)

Ada faktor risiko yang diidentifikasi kemungkinan mengakibatkan gangguan pendengaran pada bayi  baru lahir:

  • Riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran.
  • Kelainan bawaan bentuk telinga dan kelainan tulang tengkorak-muka.
  • Infeksi janin ketika dalam kandungan (toksoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, dan herpes).
  • Sindrom tertentu, seperti sindrom Down.
  • Berat lahir <1.500 gram.
  • Nilai Apgar yang rendah.
  • Perawatan di NICU.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu yang bersifat toksik terhadap saraf pendengaran.

Kenyataannya, 50 persen bayi dengan gangguan pendengaran tidak mempunyai faktor risiko yang disebutkan di atas, sehingga bila hanya menggunakan kriteria faktor risiko tersebut maka banyak bayi yang mempunyai gangguan pendengaran tidak terdiagnosis. Jadi, skrining pendengaran direkomendasikan untuk semua bayi baru lahir.

Skrining pendengaran pada bayi baru lahir

Ilustrasi bayi (pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi bayi (pexels.com/Pixabay)

Alat yang digunakan untuk skrining pendengaran pada bayi bayi baru lahir adalah otoacoustic emissions (OAE), yang dilakukan dengan memasukkan probe ke dalam lubang telinga untuk menghantarkan stimulus suara. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit.

OAE adalah suara yang dikeluarkan oleh satu bagian kecil koklea saat dirangsang oleh bunyi klik lembut. Saat suara tersebut menstimulasi koklea, sel-sel rambut luar bergetar. Getaran tersebut menghasilkan suara yang hampir tidak terdengar yang bergema kembali ke telinga tengah.

Persiapan untuk tes ini yakni bayi dalam kondisi tidur, tenang, serta tidak rewel.  Ujung busa atau karet atau headset yang lembut dipasang di telinga anak. Anak akan mendengar suara lembut melalui ujung busa atau karet yang lembut. Komputer akan merekam gema yang pelan dari telinga.

Untuk tes ini, anak dan semua orang di ruangan harus dapat duduk diam dan sangat tenang. Anak tidak akan merasakan apa pun selama tes ini.

Tes ini hanya berlangsung beberapa menit.

Hasilnya pass atau refer (atau mungkin juga present atau absent).

Hasil dari pemeriksaan OAE ini berupa pass atau refer. Jika hasil keluar pass atau lulus, berarti kondisi pendengaran bayi dalam keadaan baik dan normal. Sementara itu, jika hasilnya refer, maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang pada usia tiga bulan dan yang menjadi catatan bayi belum dikatakan mengalami gangguan ketulian.

Mendeteksi gangguan pendengaran seawal mungkin dapat mencegah masalah kemampuan berbahasa anak di kemudian hari. Direkomendasikan segera dilakukan intervensi rehabilitasi pendengaran sebelum usia 6 bulan apabila ditemukan gangguan pendengaran bawaan pada bayi.

Jika merasa bayi belum mencapai tahap perkembangan dalam berbicara, bermain, atau berkomunikasi, sebaiknya meminta rujukan dari dokter anak ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan anak.

Karena ketulian atau gangguan pendengaran dapat memengaruhi kemampuan anak untuk mengembangkan kemampuan bicara, bahasa, dan komunikasi, maka sangat penting bagi anak untuk menerima layanan dan pengobatan yang tepat, termasuk alat bantu dengar, sesegera mungkin.

Referensi

"How do I know if my baby has hearing loss?" March of Dimes. Diakses Januari 2025.
"What Are the Early Signs of Hearing Loss in Babies?" Icahn School of Medicine at Mount Sinai. Diakses Januari 2025.
"Skrining pada bayi baru lahir, yang perlu diketahui oleh Orangtua." Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses Januari 2025.
"Skrining Pendengaran Bayi Baru Lahir Dengan OAE. Hermina Hospitals. Diakses Januari 2025.
"Otoacoustic Emissions (OAE) Testing." Nationwide Children's Hospital. Diakses Januari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Rifki Wuda
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us