ilustrasi vaksin Sinovac (Dok. Sinovac)
Mengomentari temuan para peneliti Hong Kong, perwakilan Sinovac Biotech, Liu Peicheng, menekankan bahwa efek Bell's palsy setelah vaksin amat jarang terjadi. Selain itu, sebagian besar efek samping dari CoronaVac bersifat ringan dan akan sembuh sendiri.
"Bell's Palsy setelah vaksinasi jarang terjadi. Sebagian besar gejalanya ringan dan akan membaik dengan sendirinya," kata Liu dalam tanggapan tertulis.
Liu menambahkan bahwa Sinovac belum mendeteksi risiko Bell's palsy dalam analisis data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Uppsala Monitoring Center di bawah WHO, atau database kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) milik Sinovac sendiri.
Tenaga medis menunjukkan vaksin COVID-19 buatan Sinovac (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)
Mengulangi pernyataan para peneliti Hong Kong, Liu mengatakan kalau manfaat CoronaVac jauh lebih besar dibandingkan risiko dan efek sampingnya.
“Menurut data saat ini, manfaat dan perlindungan CoronaVac jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi. Masyarakat harus divaksinasi penuh tepat waktu dengan CoronaVac untuk mencegah infeksi COVID-19 dan memblokir penularan virus," tandas Liu.