Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi Hydroxychloroquine untuk Obat COVID-19 Akhirnya Ditarik

ilustrasi obat (pexels.com/Tara Winstead)
Intinya sih...
  • Makalah penelitian tentang penggunaan hydroxychloroquine sebagai obat COVID-19 ditarik karena kelemahan ilmiah dan masalah etika.
  • Penarikan penelitian dilakukan karena tidak ada bukti persetujuan etik pasien sebelum penelitian dan tidak adanya bukti persetujuan untuk menerima pengobatan eksperimental.
  • Penarikan penelitian ini menjadi pengingat bahwa integritas ilmiah dan etika penelitian tidak boleh dikesampingkan, serta bahaya dari pengobatan yang tidak didukung oleh bukti yang solid.

Sebuah makalah tahun 2020 yang memicu antusiasme luas terhadap hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine) sebagai pengobatan COVID-19 resmi ditarik (17/12/2024). Penelitian ini menuai reaksi negatif karena dinilai memiliki "kelemahan ilmiah". 

Makalah yang diterbitkan dalam International Journal of Antimicrobial Agents (IJAA) tersebut mengklaim bahwa pengobatan dengan hidroksiklorokuin bisa mengurangi kadar virus dalam sampel dari pasien COVID-19.

Artikel ini dipimpin oleh Philippe Gautret dari Institut Rumah Sakit Infeksi Mediterania Marseille (IHU). Karena masalah etika dan metodologi, makalah ini akhirnya ditarik dari jurnal tersebut.

Sebelumnya, Didier Raoult, penulis senior makalah tersebut, sangat antusias dengan klaim obat tersebut di media sosial dan TV. Hal ini menyebabkan kehebohan, termasuk dari Presiden AS saat itu, Donald Trump. 

1. Isu etika

ilustrasi penelitian (pixabay.com/u_qzc1eihxev)

Notifikasi penarikan artikel menyebutkan bahwa Elsevier dan International Society of Antimicrobial Chemotherapy memutuskan menarik penelitian ini karena masalah etika dan kekhawatiran metodologi yang diangkat oleh tiga penulisnya sendiri.

Investigasi mengungkap bahwa tidak ada bukti bahwa penelitian tersebut memperoleh persetujuan etik sebelum merekrut pasien.

Disebutkan juga tidak ada bukti yang menyebutkan bahwa pasien memberikan persetujuan untuk menerima pengobatan eksperimental berupa kombinasi hydroxychloroquine dan azithromycin.

2. Peneliti menyayangkan studi tersebut

Tiga penulis yang menyatakan keberatan terhadap penelitian tersebut meminta agar nama mereka tidak lagi dikaitkan dengan artikel itu. Sebaliknya, Philippe Gautret dan beberapa penulis lain menentang keputusan penarikan. Sementara itu, penulis utama, Didier Raoult, tidak memberikan tanggapan terhadap investigasi.

Hingga saat ini, sebanyak 32 artikel yang ditulis oleh peneliti dari IHU telah ditarik, dengan 28 di antaranya melibatkan Raoult sebagai penulis. Sebanyak 243 artikel lainnya memuat pernyataan keprihatinan.

3. Dampak negatif pada pasien

ilustrasi vaksin (pexels.com/Artem Podrez)

French Society of Pharmacology and Therapeutics menyebut studi yang kini telah ditarik tersebut sebagai "fondasi skandal". Studi tersebut telah menyebabkan jutaan orang mengonsumsi hydroxychloroquine secara tidak perlu.

Hal ini mengakibatkan efek samping serius, termasuk serangan jantung pada pasien. Mereka menegaskan pentingnya prinsip medis primum non nocere (pertama, jangan membahayakan).

Prinsip ini menekankan bahwa pemberian obat tanpa bukti ilmiah yang kuat di luar uji klinis yang ketat adalah tindakan yang tidak dapat diterima.

Penarikan penelitian ini menjadi pengingat penting bahwa integritas ilmiah dan etika penelitian tidak boleh dikesampingkan. Skandal ini menunjukkan bahaya dari pengobatan yang tidak didukung oleh bukti yang solid, serta dampaknya terhadap kesehatan pasien. 

Referensi

"Infamous paper that popularized unproven COVID-19 treatment finally retracted". Science. Diakses pada Desember 2024.
"Retraction of the Gautret et al. study (Hydroxychloroquine and azithromycin as a treatment of COVID-19: results of an open-label non-randomized clinical trial): a dark page in COVID-19 research finally turned". French Society of Pharmacology and Therapeutics. Diakses pada Desember 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Rifki Wuda
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us