ilustrasi laki-laki sedang mengantuk (pexels.com/AndreaPiacquadio)
Setelah melewati 14 hari, para partisipan, terutama dari kelompok kurang tidur, diperbolehkan melewati 3 hari tidur hingga 9 jam. Para peneliti menemukan bahwa partisipan yang kurang tidur menunjukkan distribusi lemak yang tak teratur.
"Temuan kami menunjukkan bahwa kurang tidur, bahkan dalam kelompok partisipan muda bertubuh langsing, menyebabkan peningkatan asupan kalori, penambahan berat badan minim, dan penambahan akumulasi lemak perut secara signifikan," ujar penyelenggara penelitian, Virend Somers, M.D., Ph.D.
Pemimpin penelitian tersebut, Naima Covassin, Ph.D., menjelaskan lebih lanjut mengenai temuan timnya. Ia mengatakan bahwa kurang tidur menyebabkan peningkatan total lemak perut dan lemak aktif (viseral) perut sebanyak masing-masing 9 dan 11 persen. Lemak aktif sering dikaitkan dengan penyakit jantung dan metabolisme.