Bukan cuma bentuk seni tubuh, tato juga kini menjadi pernyataan identitas, kenangan, atau ekspresi diri.
Lebih dari sekadar bentuk seni tubuh, tato kini menjadi pernyataan identitas, kenangan, atau ekspresi diri. Akan tetapi, sebuah studi baru dari Institute for Research in Biomedicine (IRB) di Università della Svizzera italiana (USI), Swiss, yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), menunjukkan bahwa tato bisa membawa konsekuensi sistemik bagi tubuh.
Menurut peneliti, tinta tato, terutama tinta hitam dan merah, tidak selalu tinggal tertambat di lapisan kulit. Pigmen bisa bermigrasi melalui sistem limfatik, memasuki kelenjar getah bening, di mana sel-sel imun mencoba menangkap dan mengeliminasi partikel asing tersebut namun gagal menghancurkannya.
