Bisakah Orang dengan Kondisi Autoimun Bikin Tato?

Tato telah menjadi bentuk ekspresi diri yang populer, tetapi bagi individu dengan kondisi autoimun, keputusan untuk membuat tato memerlukan beberapa pertimbangan.
Penyakit autoimun terjadi ketika sistem imun secara keliru menyerang sel-sel sehat, yang menyebabkan berbagai gejala dan tantangan kesehatan. Banyak kondisi autoimun memengaruhi kulit, seperti lupus, artritis reumatoid, dan psoriasis, yang dapat memengaruhi respons tubuh terhadap tato.
Berikut ini beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang tato dan kondisi autoimun.
1. Cara kerja tato
Saat membuat tato, tinta dimasukkan melalui jarum ke dalam dermis (lapisan kedua kulit). Tubuh menganggap tinta ini sebagai penyerang asing, dan mengaktifkan sistem imun untuk mencari dan menghancurkan bahan yang tidak dikenal tersebut.
Sebagai bagian dari proses tersebut, sel darah putih khusus yang disebut makrofag membungkus tinta dan mencoba memecahnya dengan enzim hingga ukuran yang cukup kecil untuk dibuang melalui sistem limfatik tubuh.
Namun, tetesan tinta tato yang besar tidak dipecah oleh enzim ini. Setelah diserap oleh makrofag, molekul tinta terjebak di sana. Tinta yang terperangkap inilah yang tampak pada tato.
2. Kondisi autoimun dapat memengaruhi kulit

Autoimun dapat memengaruhi kulit, yang menyebabkan terbentuknya lepuh karena tubuh telah menciptakan antibodi yang menyerang protein yang dibutuhkan untuk kesehatan dan fungsi kulit. Terkadang, lepuh dapat pecah dan menjadi luka terbuka.
Pada kondisi autoimun, seperti psoriasis, terdapat pertumbuhan berlebih sel-sel kulit yang menumpuk di permukaan kulit. Plak-plak ini dapat terasa terbakar, perih, dan gatal. Gejala lain dari penyakit kulit autoimun meliputi:
- Peradangan kulit.
- Bercak-bercak kecil kulit merah dan bersisik.
- Bekas luka pada kulit.
- Kulit kering dan pecah-pecah yang dapat berdarah atau gatal.
- Kuku menebal, berlubang, dan bergerigi.
- Sendi kaku dan bengkak.
Orang dengan penyakit autoimun mungkin juga memiliki kulit yang lebih sensitif. Kondisi seperti psoriasis atau eksim dapat diperburuk oleh trauma yang disebabkan selama pembuatan tato.
Selain itu, bahan-bahan tinta dapat memicu reaksi alergi atau kulit meradang pada beberapa individu.
3. Dampak kondisi autoimun pada penyembuhan
Gangguan autoimun dapat memengaruhi cara tubuh menyembuhkan diri. Misalnya, pasien lupus atau artritis reumatoid mungkin membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lambat atau jaringan parut yang berlebihan.
Tato menciptakan luka kecil di kulit, dan bagi seseorang yang sistem kekebalannya sudah terganggu, ada risiko infeksi atau penyembuhan yang buruk yang lebih tinggi.
4. Pertimbangan obat

Banyak orang dengan kondisi autoimun mengonsumsi obat imunosupresan, seperti kortikosteroid atau biologik.
Obat-obatan tersebut melemahkan respons imun untuk mengurangi gejala, tetapi juga dapat meningkatkan risiko infeksi atau memperpanjang waktu pemulihan setelah membuat tato.
5. Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
Sebelum membuat tato, penting bagi orang dengan kondisi autoimun untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dokter dapat menilai status kesehatan, pengobatan, dan faktor risiko keseluruhan pasien saat ini. Dokter juga dapat memberikan panduan untuk memilih seniman tato bereputasi baik yang mengikuti praktik kebersihan yang ketat.
6. Penempatan dan waktu pembuatan tato

Beberapa area tubuh lebih rentan terhadap komplikasi daripada yang lain. Memilih lokasi dengan kulit yang lebih tebal atau jarang kambuh dapat membantu meminimalkan risiko.
Selain itu, sangat penting untuk menghindari pembuatan tato selama periode kekambuhan autoimun, karena sistem kekebalan tubuh sudah terganggu dan mungkin kesulitan untuk menangani proses penyembuhan.
Intinya, orang dengan kondisi autoimun masih dapat memiliki tato, tetapi mereka harus melakukannya dengan hati-hati. Perencanaan yang cermat, konsultasi medis, dan memilih seniman tato yang profesional adalah kunci untuk meminimalkan potensi risiko.
Referensi
Amgen Biotech Experience. Diakses pada Oktober 2024. Tattoos and the Immune System: More Than Skin Deep.
Healthline. Diakses pada Oktober 2024. What to Consider If You’re Living with Lupus and Want a Tattoo.
Medical News Today. Diakses pada Oktober 2024. Disrupted immune system? Avoid getting a tattoo.
Verywell Health. Diakses pada Oktober 2024. Autoimmune Skin Disorders.