Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pengambilan sampel leher rahim pada Pap smear.
ilustrasi pengambilan sampel Pap smear (freepik.com/stefamerpik)

Intinya sih...

  • Vaksin HPV tidak melindungi dari semua jenis HPV atau mendeteksi perubahan sel yang sudah terjadi.

  • Pap smear tetap penting dilakukan secara rutin mulai usia 21 tahun sebagai bagian dari perawatan kesehatan pencegahan.

  • Perempuan usia 65 tahun atau lebih juga perlu mendiskusikan kebutuhan skrining HPV dengan dokter.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak perempuan merasa lega setelah menerima vaksin HPV, seolah sudah mendapatkan perlindungan penuh dari kanker serviks. Tidak salah jika kamu merasa aman, karen vaksin HPV memang merupakan salah satu terobosan medis paling besar dalam mencegah infeksi HPV berisiko tinggi penyebab kanker.

Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Vaksin HPV ini tidak mampu melindungi dari semua jenis HPV, dan tidak bisa menghapus infeksi yang sudah ada sebelum vaksin diberikan. Itulah sebabnya, meski vaksinasi sangat penting, tetapi langkah pencegahan tidak berhenti di sana.

Tes skrining seperti Pap smear tetap menjadi sahabat penting bagi perempuan. Dengan pemeriksaan rutin, kamu bisa mendeteksi masalah pada tahap awal, sebelum masalah berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius. Vaksin memberi perlindungan, sedangkan skrining memberi kepastian. Keduanya adalah bentuk kasih sayang pada diri sendiri.

Apakah perempuan yang sudah menerima vaksin HPV tetap perlu Pap smear?

Vaksin HPV bukanlah pengganti skrining.

Pap smear tetap penting dilakukan secara rutin mulai usia 21 tahun sebagai bagian dari perawatan kesehatan pencegahan. Setiap perempuan rentang usia 21–29 tahun yang telah divaksinasi HPV tetap sangat direkomendasikan untuk menjalani Pap smear setiap tiga tahun.

Perempuan usia 30–64 tahun juga sangat direkomendasikan untuk melakukan Pap Smear dan tes HPV setiap lima tahun sekali.

Skrining bisa dilakukan lebih sering, sesuai dengan rekomendasi dokter.

Perempuan usia 65 tahun atau lebih juga perlu mendiskusikan kebutuhan skrining HPV dengan dokter.

Vaksin HPV memang mampu menurunkan risiko besar, tetapi tidak bisa melindungi dari semua jenis HPV atau mendeteksi perubahan sel yang sudah terjadi. Di sinilah peran Pap smear menjadi krusial.

Pap smear adalah tes medis yang bertujuan untuk mendeteksi sel-sel pra-kanker di leher rahim. Tujuannya adalah mengidentifikasi perubahan sel yang mungkin menunjukkan adanya infeksi HPV atau kanker serviks pada tahap awal, sebelum berkembang lebih jauh.

Jika suatu saat muncul gejala yang mengkhawatirkan, jangan menunda untuk mencari pertolongan medis. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Perdarahan vagina setelah berhubungan seksual, di antara siklus haid, atau setelah menopause.

  • Nyeri panggul.

  • Rasa sakit saat berhubungan intim.

Referensi

"HPV vaccine: Who needs it, how it works." Mayo Clinic. Diakses November 2025.

"The HPV vaccine and cervical screening: how many tests do you need?" Cancer Research UK. Diakses November 2025.

"Pap smear vs. HPV test: What’s the difference?" Prevent Cancer Foundation. Diakses November 2025.

Editorial Team