Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/Victoria Wendish

Sebagian orang memiliki kebiasaan mengunyah es batu. Walaupun es batu bisa membantu meringankan masalah mulut kering dan memberikan sensasi segar. Namun kebiasaan mengunyah es batu ternyata bukanlah kebiasaan yang dapat diabaikan.

Terus menerus mengunyah es batu bisa merusak kesehatan gigi serta bisa jadi indikasi adanya gangguan kesehatan pada tubuh. Nah, jika kamu termasuk yang memiliki kebiasaan mengunyah es batu, kamu perlu waspada dengan masalah kesehatan berikut ini.

1. Bisa merusak enamel gigi

unsplash.com/Kim Carpenter

Mengunyah es adalah kebiasaan yang memicu keausan pada enamel yang mengakibatkan patahan mikro, yang berpotensi menyebabkan gigi patah. Melansir dari laman The Healthy, kebiasaan ini bisa menimbulkan kerusakan yang parah bahkan hingga membutuhkan terapi saluran akar untuk mengatasinya.

2. Gigi berisiko menjadi lebih sensitif dan berlubang

unsplash.com/Icons8 Team

Selain merusak enamel, memiliki kebiasaan mengunyah es juga dapat menyebabkan gigi retak dan terkelupas, masalah pada tambalan gigi, dan bahkan membuat otot rahang menjadi sakit.

Tak hanya itu, dilansir dari laman The Healthy, banyak orang yang kemudian mengeluhkan gigi mereka menjadi sangat sensitif terhadap minuman dan makanan yang panas dan dingin. Hal ini juga bisa menjadi indikasi bahwa kebiasaan mengunyah es membuat gigi lebih rentan berlubang.

3. Memicu infeksi pada gusi

ilustrasi gigi (unsplash.com/Nhia Moua)

Saat mengunyah es batu, ada risiko potongan-potongan es yang tajam menusuk gusi yang menyebabkan infeksi dan masalah gusi serius. Untuk itu, jika kamu suka makan sesuatu yang dingin, disarankan untuk tidak mengunyahnya menggunakan gigi, melainkan membiarkan es tersebut meleleh dengan sendirinya di dalam mulut.

Dengan demikian, kamu tetap mendapatkan kesegaran dari mengonsumsi es tanpa membuat gusi dan gigi menjadi bermasalah.

4. Bisa jadi indikasi adanya anemia defisiensi besi

unsplash.com/Yuris Alhumaydy

Kebiasaan mengunyah es ternyata memiliki kaitan dengan adanya anemia defisiensi besi. Anemia terjadi ketika darah tidak memiliki sel darah merah yang sehat dalam jumlah cukup. Sel darah merah sendiri memiliki fungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Tanpa oksigen yang cukup, individu tersebut mungkin akan merasa mudah lelah dan memiliki napas pendek.

Dikutip dari laman Healthline, sejumlah peneliti percaya bahwa mengunyah es memicu efek pada orang dengan anemia defisiensi besi agar tubuh mampu mengirim lebih banyak darah yang berisi oksigen ke otak. Lonjakan oksigen di otak ini kemudian memicu peningkatan kewaspadaan dan kejernihan berpikir.

5. Bisa jadi indikasi seseorang mengidap gangguan emosional

ilustrasi perempuan yang sedang bad mood (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Pica adalah gangguan makan di mana individu secara kompulsif mengonsumsi makanan yang sebenarnya bukan makanan, seperti es, tanah liat, kertas, abu, atau kotoran. Subtipe dari pica adalah pagophagia yang melibatkan kebiasaan makan es, salju, atau air es secara kompulsif.

Pica bisa jadi tanda adanya gangguan mental. Pica sering terjadi bersamaan dengan kondisi kejiwaan dan kecacatan intelektual lainnya, juga dapat berkembang selama kehamilan.

6. Kemungkinan adanya gejala dehidrasi

ilustrasi berkeringat (unsplash.com/Hans Reniers)

Dilansir dari laman Medical News Today, dehidrasi ringan dapat menyebabkan seseorang ingin mengunyah es. Sebab, memakan es batu dapat mendinginkan tubuh, memuaskan dahaga, dan melembabkan bibir kering.

Gejala dehidrasi sendiri meliputi perasaan haus dan warna urin yang berubah menjadi lebih gelap dari biasanya. Pada kasus yang lebih parah, dehidrasi bisa menunjukkan gejala, seperti pusing dan kebingungan.

Mengunyah es dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Untuk itu, carilah bantuan medis untuk mengetahui alasan mengapa kamu suka mengunyah es batu dan memulai perawatan untuk mengatasi kebiasaan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorEka Ami