ilustrasi penyebab syok hipovolemik (pexels.com/Mikhail Nilov)
Penyebab utama syok hipovolemik adalah kehilangan darah akut. Istilah syok hemoragik mengacu secara khusus pada jenis syok hipovolemik ini. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari cedera jaringan akut atau karena kondisi seperti pendarahan internal atau penyakit, mengutip Medical News Today.
Akan tetapi, syok hipovolemik juga bisa merujuk pada kehilangan besar cairan tubuh yang juga mengakibatkan kehilangan darah yang signifikan. Plasma darah adalah bagian cair dari darah yang menampung sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah. Air membentuk 92 persen plasma. Apabila kamu kehilangan volume cairan yang signifikan, bagian plasma darah juga akan terkuras.
Karena alasan ini, banyak kondisi yang bukan kehilangan darah akut dapat menyebabkan penurunan volume darah yang kritis. Luka bakar parah, diare terus-menerus, muntah, dan bahkan keringat berlebih semuanya bisa menjadi penyebab potensial syok hipovolemik.
Dokter dapat mengidentifikasi syok hipovolemik dengan lebih mudah ketika mereka dapat melihat kehilangan darah yang signifikan dari luka luar. Namun, syok hipovolemik sering berkembang sebagai komplikasi dari kondisi medis yang mendasarinya. Pendarahan internal mungkin tidak terlihat jelas dari pengamatan dan sering kali sulit dikendalikan tanpa pembedahan.
Profesional medis dan penolong pertama (first responder) dilatih untuk mengenali tanda-tanda kehilangan darah. Namun, kita harus mengedukasi diri tentang tanda-tandanya, sehingga bisa mendapatkan bantuan untuk diri sendiri dan orang lain secepat mungkin.
Faktor risiko
Syok hipovolemik biasanya terjadi sebagai akibat dari penyakit, cedera, atau kondisi medis lainnya. Ini dapat membuat dokter kesulitan untuk menentukan faktor risiko tertentu. Faktor risiko yang dapat menyebabkan syok dapat meliputi cedera parah akibat kecelakaan mobil atau pecahnya aneurisme.
Orang yang mengalami dehidrasi kehilangan sejumlah besar volume air. Ini dapat menyebabkan syok hipovolemik jika orang tersebut juga kehilangan garam yang dapat menyebabkan hilangnya volume darah.
Maka dari itu, pada orang yang mengalami dehidrasi atau berisiko mengalaminya harus terus minum cairan, terutama jika penyakitnya menyebabkan muntah atau diare. Jika tidak, ini dapat menyebabkan kehilangan cairan lebih lanjut.
Kamu mungkin tidak dapat mencegah cedera atau penyakit yang menyebabkan syok hipovolemik. Namun, kamu mungkin dapat mencegah komplikasi lebih lanjut dengan rehidrasi.