Selama ini, tuberkulosis (TBC) dikenal sebagai penyakit yang menular lewat udara, terutama melalui percikan batuk atau bersin (droplet) dari pasien aktif. Namun, pakar Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr. dr. Inayati, M.Kes., Sp.MK, mengatakan bahwa bakteri penyebab TBC juga dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia, termasuk di air, tanah, dan debu.
“Bakteri TBC dapat bertahan di luar tubuh manusia selama beberapa waktu, terutama jika berada di tempat yang lembap atau tidak terkena sinar matahari. Di dalam air atau debu, ia bisa menetap hingga kondisi kembali mendukung untuk menginfeksi inang baru," kata Dr. Inayati mengutip dari laman resmi UMY.
Ketahanan luar biasa ini menjadi ancaman tersembunyi, terutama di kawasan padat penduduk dengan sanitasi yang buruk dan minim sirkulasi udara. Kondisi tersebut menciptakan lingkungan ideal bagi Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC, untuk bertahan hidup lebih lama.
Bakteri TBC memang dikenal sangat tangguh, diketahui memiliki lapisan dinding sel tebal yang kaya akan lemak, membuatnya tahan terhadap kekeringan, panas ringan, dan paparan bahan kimia tertentu.
