Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Penyebab Penyakit Tuberkulosis Bisa Kambuh

ilustrasi batuk karena GERD (freepik.com/krakenimages.com)
ilustrasi batuk karena GERD (freepik.com/krakenimages.com)
Intinya sih...
  • Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang dapat menyerang paru-paru dan organ tubuh lainnya.
  • Kekambuhan TB atau TB berulang disebabkan oleh pengobatan tidak lengkap, resistensi obat, sistem kekebalan tubuh lemah, infeksi ulang, malnutrisi, gaya hidup buruk, dan penyakit paru kronis.
  • Penanganan penyebab mendasar kekambuhan TB sangat penting untuk mengurangi beban global dari penyakit ini.

Tuberkulosis (TB/TBC) adalah penyakit menular yang utamanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya.

Dengan antibiotik, TB dapat disembuhkan. Meskipun begitu, kekambuhan TB tetap menjadi perhatian utama, terutama di lingkungan dengan keterbatasan sumber daya. 

Kekambuhan TB mengacu pada kembalinya penyakit setelah pasien diobati dan dinyatakan sembuh. Ada beberapa penyebab di balik kekambuhan ini. Memahaminya dapat membantu mencegah kasus lebih lanjut dan mengelola risiko kesehatan masyarakat.

1. Pengobatan yang tidak lengkap atau tidak memadai

Salah satu penyebab utama kekambuhan TB adalah pengobatan yang tidak lengkap atau tidak memadai.

Jika pasien tidak menghabiskan seluruh obat sesuai rencana pengobatan dari dokter, maka bakteri mungkin tidak dapat sepenuhnya dilenyapkan dari tubuh. Hal ini dapat menyebabkan perkembangan jenis TB yang resistan atau kebal terhadap obat, yang jauh lebih sulit diobati dan dapat menyebabkan kekambuhan.

Selain itu, regimen pengobatan yang tidak diikuti dengan tepat atau tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan bakteri menjadi tidak aktif dan kemudian aktif kembali.

2. TBC yang resistan terhadap obat

ilustrasi antibiotik (pixabay.com/Sookyung An)
ilustrasi antibiotik (pixabay.com/Sookyung An)

TB yang resistan terhadap obat adalah bentuk penyakit yang tidak merespons pengobatan standar dengan obat lini pertama.

Multidrug-resistant TB (MDR-TB) dan extensively drug-resistant TB (XDR-TB) adalah dua jenis TB yang menimbulkan risiko kekambuhan yang signifikan.

Pasien dengan TB resistan obat memiliki peluang lebih tinggi untuk kambuh karena pilihan pengobatan terbatas, lebih lama, dan kurang efektif.

Resistensi obat sering kali muncul karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau kepatuhan yang buruk terhadap protokol pengobatan.

3. Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Sistem kekebalan tubuh yang lemah merupakan faktor kunci lain dalam kekambuhan TB.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu, seperti orang dengan HIV/AIDS, malnutrisi, atau kondisi kronis seperti diabetes, lebih mungkin mengalami kekambuhan TB.

Ketika sistem kekebalan tubuh melemah, tubuh kurang mampu mengendalikan infeksi TB laten (infeksi TB tanpa gejala yang terjadi karena bakteri tuberkulosis berada dalam keadaan dorman atau tidur dalam tubuh) yang memungkinkan bakteri untuk "terbangun".

4. Infeksi ulang

ilustasi batuk (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustasi batuk (pexels.com/Vlada Karpovich)

Dalam beberapa kasus, TB berulang terjadi bukan karena kekambuhan, tetapi karena infeksi ulang. Kondisi ini lebih umum terjadi di daerah dengan insiden TB yang tinggi. Bahkan, setelah pengobatan berhasil, individu di wilayah ini tetap berisiko terpapar strain bakteri baru.

Infeksi ulang khususnya mengkhawatirkan di negara-negara TB menjadi penyakit endemik dan infrastruktur kesehatan publiknya mungkin tidak memadai untuk mencegah penularan baru.

5. Malnutrisi dan kondisi hidup yang buruk

Malnutrisi melemahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga TB lebih mudah kambuh. Demikian pula, kondisi hidup yang buruk, seperti tinggal di tempat padat penduduk dan berventilasi buruk, berkontribusi terhadap penyebaran TB dan meningkatkan kemungkinan infeksi ulang atau kambuh.

Hal itu sering terlihat pada masyarakat berpenghasilan rendah yang aksesnya terhadap layanan kesehatan dan nutrisi mungkin terbatas.

6. Merokok dan penyalahgunaan zat

ilustrasi rokok (pixabay.com/HansMartinPaul)
ilustrasi rokok (pixabay.com/HansMartinPaul)

Faktor gaya hidup, seperti merokok dan penyalahgunaan zat, diketahui dapat meningkatkan risiko kambuhnya TB.

Merokok merusak paru-paru, yang merupakan tempat utama infeksi TB, dan meningkatkan kemungkinan penyakit tersebut kambuh.

Penyalahgunaan zat, termasuk penggunaan alkohol dan narkoba, melemahkan sistem kekebalan tubuh dan dapat mengganggu penggunaan obat yang tepat. 

7. Masalah paru-paru

Penyakit paru kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau bronkiektasis dapat menyebabkan TB berulang karena penyakit ini melemahkan pertahanan alami paru-paru dan menyebabkan kerusakan struktural, sehingga bakteri TB lebih mudah bertahan hidup atau menginfeksi ulang.

Kondisi ini juga mengganggu respons imun, terutama di paru-paru, sehingga tubuh tidak dapat sepenuhnya membersihkan infeksi.

Selain itu, peradangan kronis dan jaringan parut menciptakan lingkungan tempat bakteri TB dapat bersembunyi dan menghindari pengobatan, sehingga meningkatkan risiko reaktivasi atau infeksi ulang bahkan setelah pemulihan awal dari TB.

TB berulang atau kekambuhan TB merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan, terutama di negara-negara dengan prevalensi TB yang tinggi. TB berulang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Mengatasi penyebab mendasarnya sangat penting untuk mengurangi beban tuberkulosis global.

Referensi

Alavi-Naini, Roya, Batool Sharifi-Mood, and Maliheh Metanat. “Association Between Tuberculosis and Smoking.” International Journal High Risk Behaviors & Addiction 1, no. 2 (July 25, 2012): 71–74. 
"About Drug-Resistant Tuberculosis Disease". CDC. Diakses pada November 2024. 
" TB 101 for Health Care Workers". CDC. Diakses pada November 2024.
"Tuberculosis". Mayo Clinic. Diakses pada November 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us