ilustrasi mendapat vaksin HPV (freepik.com/freepik)
Salah satu cara paling efektif untuk mencegah kanker serviks adalah dengan mendapat vaksinasi HPV. Saat ini terdapat empat vaksin yang telah diprakualifikasi oleh WHO, dan semuanya melindungi terhadap HPV tipe 16 dan 18.
Vaksin 9-valen melindungi terhadap 5 jenis HPV onkogenik tambahan, yang mengakibatkan 20 persen lebih lanjut kanker serviks. Dua vaksin juga melindungi terhadap HPV tipe 6 dan 11, yang menyebabkan kutil anogenital. Uji klinis dan surveilans pascapemasaran telah menunjukkan bahwa vaksin HPV aman dan efektif dalam mencegah infeksi dengan infeksi HPV, lesi pra kanker derajat tinggi, dan kanker invasif.
Vaksin HPV bekerja paling efektif jika diberikan sebelum terkena paparan HPV. Oleh karena itu, WHO menganjurkan untuk memvaksinasi anak perempuan usia 9–14 tahun untuk mencegah kanker serviks. Karena pada usia tersebut, sebagian besar belum memulai aktivitas seksual.
Bahkan, beberapa negara juga telah mulai memvaksinasi anak laki-laki dengan vaksin HPV karena dapat mencegah kanker terkait HPV pada laki-laki. Vaksin HPV juga bisa mencegah kanker vulva dan vagina, penis, anus, mulut, dan kanker tenggorokan.
Namun, vaksinasi HPV tidak menggantikan skrining kanker serviks. Di negara-negara di mana vaksin HPV diperkenalkan, program skrining kanker serviks dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengobati pra kanker dan kanker serviks untuk mengurangi kejadian dan kematian akibat kanker serviks.
Skrining kanker serviks melibatkan pengujian infeksi HPV untuk mendeteksi pra kanker dan kanker, diikuti pengobatan yang sesuai. Pengujian dilakukan pada perempuan yang tidak memiliki gejala dan kemungkinan merasa sangat sehat. Ketika skrining mendeteksi infeksi HPV atau lesi pra kanker, maka ini bisa dengan mudah diobati dan kanker bisa dihindari.
Selain itu, skrining juga bisa mendeteksi kanker pada stadium awal di mana pengobatan mempunyai potensi penyembuhan yang tinggi. Dengan pedoman terbarunya, WHO sekarang mendorong negara-negara untuk menggunakan tes HPV untuk skrining serviks, termasuk tes DNA HPV dan mRNA HPV.
Pengujian HPV-DNA bisa mendeteksi jenis HPV yang berisiko tinggi, yang menyebabkan hampir seluruh kasus kanker serviks. Untuk mRNA HPV bisa mendeteksi infeksi HPV yang mengakibatkan transformasi seluler. Tidak seperti tes yang mengandalkan inspeksi visual, tes HPV merupakan tes yang objektif. Tes ini telah terbukti lebih sederhana dan mencegah lebih banyak pra kanker dan kanker, sehingga menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Jika Pap smear hanya bisa mendeteksi sel abnormal sesudah terbentuk, maka tes HPV kemungkinan bisa mendeteksi infeksi sebelum perubahan sel pra kanker berkembang. Dengan cara ini, dokter bisa memantau serviks untuk tanda-tanda perkembangan kanker.
Kalau misalnya kamu sekarang tidak berhubungan seks tetapi aktif secara seksual pada masa lalu, maka tes HPV akan menjadi alat skrining yang berguna untuk menyingkirkan keberadaan HPV di sel serviksnya. Selain itu, tes HPV juga lebih hemat biaya dibanding teknik inspeksi visual atau sitologi (umumnya dikenal sebagai Pap smear). Butuh waktu sekitar 1 hingga 3 minggu untuk mendapat hasil tes HPV.
Tes HPV bisa dilakukan sendiri (dikenal sebagai tes HPV primer) atau bersamaan dengan tes Pap smear (dikenal sebagai tes bersama). Mempunyai co-test tidak akan terlihat berbeda dengan memiliki Pap smear normal.
Skrining harus dimulai dari usia 30 tahun pada populasi umum perempuan, dengan skrining rutin dengan tes HPV yang divalidasi setiap 5 hingga 10 tahun, dan dari usia 25 tahun untuk perempuan dengan HIV. Perempuan dengan HIV juga perlu diskrining lebih sering, disarankan setiap 3 hingga 5 tahun.
Proses penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan sampel serviks serupa dengan pengujian sitologi dan HPV. Namun, WHO menyarankan agar sampel yang dikumpulkan sendiri bisa digunakan ketika memberikan tes DNA HPV (ini tidak berlaku untuk tes mRNA HPV). Skrining harus dikaitkan dengan pengobatan dan pengelolaan tes skrining positif.
Perempuan dengan HPV positif bisa diobati tanpa verifikasi diagnostik dalam rangkaian sumber daya terbatas. Tes untuk melakukan triase pada perempuan dengan HPV positif (misalnya VIA), sangat penting untuk merawat perempuan dengan HIV positif.