Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi laki-laki (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketidakseimbangan hormon sering dikaitkan dengan perempuan. Padahal, laki-laki juga bisa mengalaminya. Namun, kurangnya percakapan seputar topik ini membuat banyak laki-laki mengabaikan gejala yang mereka alami.

Ketidakseimbangan hormon terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu sedikit atau terlalu banyak hormon esensial. Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Itulah mengapa penting untuk mendeteksi dan segera mengobatinya.

Baca sampai selesai untuk mempelajari lebih lanjut tanda-tanda ketidakseimbangan hormon pada laki-laki.

1. Kehilangan massa otot

ilustrasi laki-laki (pexels.com/Pixabay)

Seiring bertambahnya usia, laki-laki sering mengalami peningkatan lemak tubuh terutama di daerah perut, serta penurunan massa otot. Namun, ini juga bisa disebabkan karena ketidakseimbangan hormon testosteron.

Testosteron bertanggung jawab dalam mengatur pemeliharaan otot-otot. Jika kadarnya turun, otot akan lebih mudah mengalami atrofi (kondisi ketika jaringan otot mengecil atau menyusut). Karena otot membakar kalori, kehilangan massa otot membuat individu lebih sulit mempertahankan berat badan yang sama.

Penelitian dalam Journal of Nutrition and Metabolism menunjukkan bahwa jika seorang laki-laki mengalami peningkatan stres dikombinasikan dengan nutrisi yang tidak memadai dan aktivitas fisik, kehilangan massa otot lebih mungkin terjadi.

Sebaliknya, perubahan gaya hidup yang sehat bisa membantu regulasi hormon yang berdampak positif pada berat badan.

2. Inkonsistensi ereksi

ilustrasi laki-laki (pexels.com/Daniel Xavier)

Gejala umum lainnya dari ketidakseimbangan hormon pada laki-laki adalah kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual. Biasanya, hal ini terjadi saat ketidakseimbangan hormon dikombinasikan dengan faktor lain, seperti depresi, penyakit jantung, stres, penyakit kronis, peradangan, dan insomnia.

Menurut studi dalam International Journal of Impotence Research tahun 2003, peningkatan prolaktin, yaitu hormon yang dibuat oleh kelenjar pituitari, dapat menyebabkan masalah ini.

Selain itu, sumber lain yang dapat menyebabkan gejala ini termasuk terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid dan hormon yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan prostat.

3. Berkurangnya gairah seksual

ilustrasi laki-laki (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Fungsi testis yang melemah atau hipogonadisme pada laki-laki diakibatkan oleh kadar testosteron yang rendah. Menurut studi dalam Journal of Advanced Pharmaceutical Technology & Research tahun 2010, gejala ketidakseimbangan hormon laki-laki ini dapat menyebabkan:

  • Kehilangan gairah dan fungsi seksual
  • Pubertas tertunda,
  • Kelemahan tulang yang signifikan

Pada akhirnya, masalah ini bisa memicu kegagalan testis untuk memproduksi sperma. Selain itu, terlalu banyak zat besi dalam darah dapat menyebabkan disfungsi kelenjar testis atau hipofisis, yang mempengaruhi produksi testosteron.

4. Rendahnya jumlah sperma

ilustrasi laki-laki (pexels.com/Marcus Aurelius)

Produksi sperma yang rendah atau kelainan pada fungsi sperma bisa jadi merupakan tanda ketidakseimbangan hormon.

Menurut Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, penyebab paling umum dari masalah yang terkait dengan kesuburan laki-laki ini termasuk masalah yang memengaruhi fungsi testis. Selain itu, penyumbatan pada organ reproduksi laki-laki juga dapat berdampak negatif pada kesuburan.

Dijelaskan dalam laman Mayo Clinic, jumlah sperma yang rendah pada laki-laki biasanya disertai dengan gejala:

  • Masalah dengan fungsi seksual, seperti dorongan seks yang rendah atau kesulitan mempertahankan ereksi
  • Nyeri, bengkak, atau terdapat benjolan di area testis
  • Penurunan rambut wajah atau tubuh

5. Ginekomastia

ilustrasi laki-laki (pexels.com/nappy)

Ginekomastia adalah kondisi pembesaran jaringan payudara pada laki-laki yang bisa jadi merupakan tanda ketidakseimbangan hormon. Dilansir Medicine Net, penurunan testosteron atau peningkatan estrogen bisa menyebabkan pembesaran jaringan payudara, tetapi usia, diet, atau gaya hidup juga dapat memengaruhi.

Ini mungkin tidak berbahaya secara fisik, tetapi ginekomastia sering berdampak pada kepercayaan diri. Ini juga bisa menjadi tanda bahwa ketidakseimbangan hormon dapat memengaruhi fungsi lain juga.

Jika kamu mengalami tanda-tanda ketidakseimbangan hormon, jangan panik. Segera konsultasi ke dokter karena jenis perawatannya bisa berbeda-beda, tergantung jenis ketidakseimbangan yang mungkin menjadi sumber dari gejala.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team