ilustrasi seseorang sedang menulis di media sosial (unsplash.com/Mimi Thian)
Berlatar belakang dengan adanya penelitian yang telah menunjukkan bahwa berbagai aktivitas jaringan sosial online dapat digunakan sebagai penanda suasana hati orang serta gejala depresi, Lee dkk., telah melakukan studi untuk menyelidiki potensi intervensi berbasis online.
Mereka mengembangkan aplikasi EW dalam Facebook. Mereka menyelidiki bagaimana intervensi yang dirancang serta berbagai aktivitas jaringan sosial online berkontribusi untuk meningkatkan keadaan emosional seseorang. Hasilnya telah diterbitkan di jurnal Computers in Human Behavior tahun 2016.
Mereka merancang aplikasi Facebook berbasis web yang dinamakan EmotionDiary untuk melakukan eksperimen. Hasilnya menunjukkan bahwa mengekspresikan kata-kata emosional dan kognitif melalui aplikasi tersebut tidak hanya terkait dengan mengurangi suasana hati depresi bagi peserta yang kemungkinan menunjukkan gejala subsyndromal symptomatic depression (SSD), yaitu seseorang yang mengalami dua atau lebih gejala yang konsisten dengan depresi), tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran diri, terutama bagi orang yang terbiasa merekam emosinya di jaringan sosial online.
Dalam EW online, didapatkan dua faktor penting dalam mengurangi gejala depresi, yaitu kata-kata emosional negatif dan kata-kata kognitif (berkaitan dengan proses mental yang terlibat dalam mengetahui, mempelajari, dan memahami sesuatu). Oleh karena itu, temuan ini memiliki implikasi yang dapat membantu dalam merancang platform intervensi online yang dipersonalisasi dan untuk terapi penulisan yang canggih untuk memaksimalkan pengaruh EW.
Demikianlah lima fakta terkait expressive writing berdasarkan beberapa artikel ilmiah. Ternyata menulis itu banyak kegunaannya, ya, salah satunya bisa dijadikan sebagai terapi untuk kesehatan mental, seperti terapi ini. Semangat menulis, yuk!