ilustrasi pemeriksaan dengan dokter (pexels.com/cottonbro)
Tahapan terakhir yakni konsultasi setelah melakukan prosedur tes HIV. Konselor akan membantumu membaca hasil observasi darah. Apabila hasilnya negatif, konselor tetap akan memberikan informasi dan edukasi terkait bahaya HIV/AIDS dan pentingnya seks aman.
Sebaliknya, jika hasilnya positif, konselor terlebih dahulu membantu memberikan dukungan emosional. Menjelaskan bahwa HIV/AIDS bisa terus dikontrol selama pasien mau mendapatkan perawatan dan pengobatan. Konselor juga memaparkan langkah berikutnya yang perlu diambil, cara meningkatkan kualitas hidup dengan HIV/AIDS, hingga pencegahan penularan terhadap pasangan seks atau orang lain.
Pasien boleh menanyakan terkait program konsultasi lanjutan apabila memang diinginkan. Konselor juga akan membantu memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien serta memastikannya tetap mendapatkan perawatan dan pengobatan terbaik untuk kondisi kesehatannya.
Meski fasilitas tersedia, gak bisa dimungkiri bahwa kesadaran masyarakat terkait pentingnya tes VCT masih sangat rendah. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman bahwa individu merasa bebas dari HIV/AIDS karena gak bergejala. Selain itu, stigma negatif terkait ODHA kerap membuat seseorang malu.
Padahal, HIV/AIDS termasuk penyakit berbahaya jika gak ditangani segera. Justru dengan melakukan tes VCT, individu bisa mendeteksi sejak dini kemungkinan penularan virus dan mendapatkan perawatan tepat sehingga bisa menekan virus. Jadi, jangan ragu ikut Voluntary-Counselling-Testing dan konsultasi ke dokter terkait HIV/AIDS, ya!