Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Penularan HIV yang Paling Sering dan Umum Terjadi

ilustrasi orang sakit (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi orang sakit (pexels.com/cottonbro studio)

HIV alias Human Immunodeficiency Virus menjadi salah satu infeksi menular yang paling diwaspadai. Pasalnya, virus tersebut menyerang sel yang seharusnya melindungi tubuh pada infeksi. Ketika didiagnosis mengalami HIV, besar kemungkinan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit lainnya. 

Demi menghindari potensi terinfeksi, kamu perlu mengetahui cara penularan HIV. Ada baiknya untuk tidak melakukan beberapa hal berikut karena berisiko tinggi menularkan HIV. 

Cara penularan HIV

Sejatinya, risiko penularan HIV terjadi ketika ada pertukaran cairan tubuh. Adapun cairan yang dimaksud meliputi darah, air mani, cairan pre-cum, cairan vagina, cairan anal, dan Air Susu Ibu (ASI).

Penularan dapat terjadi ketika cairan bersentuhan dengan selaput lendir yang ada di rektum, vagina, penis, dan mulut. Selain itu, bisa pula terjadi ketika cairan mengenai jaringan tubuh yang rusak atau disuntikkan langsung ke aliran darah. 

Ada beberapa hal yang menjembatani proses terjadinya pertukaran cairan tersebut. Metode ini lantas dikenal sebagai cara bagaimana HIV menular. 

1. Transmisi seksual

ilustrasi pasangan (freepik.com/freepik)
ilustrasi pasangan (freepik.com/freepik)

Hubungan seks pentrasi, anal, maupun vagina, merupakan cara penularan HIV yang paling sering terjadi. Walau demikian, HIV gak selalu ditularkan dengan satu kali seks. Namun, potensi penularan selalu ada karena terjadi pertukaran cairan. Terlepas dari itu, UNAIDS mencatat, seks anal 10 kali lebih berisiko daripada vagina.

Seseorang dengan HIV yang gak diobati akan mudah menularkan virus melalui hubungan seks, terlebih jika memiliki bisul atau keputihan. Hal tersebut bisa 6— 10 kali lebih tinggi potensi penularannya. Meski begitu, risiko ini bisa dicegah dengan pengobatan antiretroviral.

2. Penggunaan jarum suntik bergantian

Kalau sedang donor darah, misalnya, petugas kesehatan akan rutin mengganti jarum suntik. Satu jarum suntik hanya boleh digunakan untuk satu kali pengambilan darah dari satu orang. Hal itu karena salah satu penularan HIV yang cukup tinggi adalah penggunaan jarum secara bergantian.

Bahkan jika jarum telah disterilkan, risiko penularan tetap besar, lho. Fenomena ini jamak dijumpai pada kelompok pengguna narkotika, khususnya jenis suntik.

3. Transfusi darah

ilustrasi darah (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi darah (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Saat mendonorkan darah, PMI akan sangat selektif dalam memilih kualitas darah yang donatur berikan. Setelah diambil, darah akan melewati sejumlah screening untuk dites. Salah satunya, apakah bebas penyakit menular, termasuk HIV. 

Hal ini dilakukan guna menjaga kesehatan penerima donor agar memiliki kualitas hidup baik tanpa infeksi penyakit tambahan. Transfusi darah sendiri berisiko 90 persen lebih tinggi terhadap penularan HIV, lho.

4. Menurun dari ibu ke anak

HIV dapat ditularkan dari ibu ke anak melalui kehamilan dan persalinan. Kemungkinan cara penularan HIV melalui ibu sekitar 15—30 persen. Namun, besar kecilnya potensi penularan dipengaruhi oleh jumlah viral load.

Semakin besar jumlah viral load dalam tubuh, makin besar pula potensi penularannya. Begitu juga sebaliknya. Kendati demikian, angka viral load bisa ditekan selama ibu mendapatkan pengobatan antiretroviral secara rutin. Terdapat cara agar HIV gak menular ke anak selama proses mengandung hingga kelahiran, ya.

5. Melalui ASI

ilustrasi ibu menyusui (freepik.com/freepik)
ilustrasi ibu menyusui (freepik.com/freepik)

Sebagaimana disebutkan pada awal, ASI merupakan bagian dari cairan tubuh yang mungkin menjadi metode penularan HIV pada anak. Apabila ibu dengan HIV gak menjalani pengobatan, sekitar 20 persen kemungkinan anak tertular HIV selama 2 tahun menyusui. 

Namun, angka penularan pada ibu dan anak melalui proses menyusui ini bisa dihindari, kok. Pengobatan antiretroviral dan mendapatkan pengobatan menurunkan risiko. Hal ini berkaitan dengan jumlah virus yang lebih rendah. 

6. Potensi lainnya, seperti tindik, tato, dan pisau cukur

Penggunaan jarum sebagai alat tindik atau tato juga bisa menjadi cara menularkan HIV. Terlebih jika area yang berinteraksi dengan kulit, kemungkinan menyebabkan darah gak dibuang. Selain itu, akan berisiko ketika area lain yang gak bersentuhan, ikut gak disterilkan.

Begitu juga dengan pisau cukur. Buang pisau tajamnya dan sterilkan alat pencukur sebelum digunakan. Namun, jika memungkinkan, sebaiknya hindari penggunaan benda-benda ini secara bersamaan karena risiko penularannya tetap ada.

7. Pertukaran cairan lainnya

ilustrasi ciuman (pexels.com/Katie Salerno)
ilustrasi ciuman (pexels.com/Katie Salerno)

Ada beberapa aktivitas yang mungkin menyebabkan pertukaran cairan dan berisiko menularkan HIV. Berikut bentuk aktivitas tersebut:

  • Seks oral (yang melibatkan ejakulasi di mulut dengan pasangan memiliki luka di area mulut)
  • Perawatan medis, misal transplantasi organ
  • Ciuman dengan mulut terbuka, terutama saat memiliki luka.

Namun, perlu digarisbawahi bahwa metode di atas terhitung sangat jarang terjadi. Risikonya pun terhitung sangat rendah atau bahkan tidak terjadi ketika individu dengan HIV mendapatkan pengobatan teratur. 

Pencegahan penularan HIV

ilustrasi darah (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi darah (pexels.com/Pixabay)

HIV memang berisiko tinggi menular melalui beberapa cara di atas. Meski demikian, bukan berarti tidak bisa dihindari. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai upaya pencegahan penularan HIV. 

  1. Berhubungan intim dengan satu pasangan saja
  2. Selalu gunakan kondom saat melakukan hubungan seks
  3. Hindari menggunakan jarum suntik atau alat-alat berkaitan dengan darah lain, misal pisau cukur, secara bergantian
  4. Membuang limbah yang berkaitan darah atau cairan tubuh secara aman
  5. Apabila didiagnosis HIV, lakukan pengobatan antiretroviral secara rutin.

Sebagian besar cara penularan HIV berkaitan dengan gaya hidup. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk menekan risiko penularannya.

Referensi:

"What Are HIV and AIDS?". HIV. Diakses November 2024.
"How Is HIV Transmitted?". HIV. Diakses November 2024.
"How HIV Spreads". Centers of Disease Control and Prevention. Diakses November 2024.
"Perinatal (Mother-to-Child) HIV Transmission". Minnesota Department of Health. Diakses November 2024.
"Feeding Your Baby When You Have HIV". AIDS Map. Diakses November 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us