Trakoma, trakom, atau trachoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini bisa menyebabkan kebutaan permanen.
Menurut keterangan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), trakoma adalah masalah kesehatan di 44 negara, dan bertanggung jawab atas kebutaan atau gangguan penglihatan pada sekitar 1,9 juta orang.
Berdasarkan data pada Maret 2020, sebanyak 137 juta orang tinggal di daerah endemis trakoma dan berisiko mengalami kebutaan akibat penyakit tersebut.
Dilansir Vision Eye Institute, inflamasi atau peradangan akibat trakoma menyebabkan jaringan parut pada konjungtiva dan membuat selaput bening yang menutupi bagian putih mata tersebut menebal, yang mana ini mengganggu fungsi mata untuk melumasi dirinya untuk melindungi jaringan depan mata yang jernih, yaitu kornea.
Bila penyakit terus berkembang, akan terbentuk jaringan parut di kornea. Pembuluh darah abnormal mulai tumbuh ke dalamnya, menyebabkan penglihatan berkurang dan dalam beberapa kasus, kebutaan.
Trakoma adalah penyakit menular, yang bisa menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain lewat sentuhan langsung, seperti menyentuh sekresi dari mata, hidung, atau mulut orang yang terinfeksi, atau sentuhan tidak langsung seperti menyentuh benda yang disentuh orang yang terinfeksi.
Pada abad ke-20, trakoma sudah menghilang dari negara-negara maju, tetapi masih tetap endemik di beberapa wilayah di Asia dan Afrika. Bahkan, Australia pun masih mencatatkan kasus ini di beberapa wilayah.
Trakoma terjadi paling sering ditemui di tempat dengan sanitasi yang buruk dan kurangnya akses air bersih. Trakoma merupakan penyebab infeksi utama kebutaan yang bisa dicegah di dunia. Sekitar 21 juta orang di dunia memiliki trakoma aktif, yang sebagian besar adalah anak-anak berusia antara 3 hingga 6 tahun. Penyakit ini ditemukan terutama di tanah kering dan gersang di dekat khatulistiwa, dengan jumlah kasus terbesar di Afrika sub-Sahara.