Demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan kumpulan gejala yang muncul akibat berbagai penyakit, termasuk penyakit Alzheimer.
Perubahan yang terjadi di otak secara tidak normal menjadi penyebab demensia. Gejalanya membuat kemampuan berpikir dan mengingat menurun hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan kemandirian. Selain itu, demensia juga bisa memengaruhi cara seseorang berperilaku, merasakan emosi, dan berhubungan dengan orang lain.
Diperkirakan, setiap 3 detik, ada satu orang di dunia yang mengalami demensia. Pada tahun 2020, diperkirakan lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia hidup dengan kondisi ini. Jumlah ini diprediksi hampir berlipat ganda setiap 20 tahun, mencapai sekitar 78 juta pada 2030 dan melonjak hingga 139 juta pada 2050.
Yang mengejutkan, sebagian besar peningkatan ini akan terjadi di negara-negara berkembang. Saat ini, sekitar 60 persen orang dengan demensia tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Angka ini bahkan diperkirakan naik menjadi 71 persen pada 2050. Pertumbuhan jumlah lansia tercepat terjadi di China, India, serta negara-negara tetangga di kawasan Asia Selatan dan Pasifik Barat.
Penuaan demografis memang menjadi tanda keberhasilan dunia dalam meningkatkan layanan kesehatan selama abad terakhir. Kini, makin banyak orang bisa hidup lebih lama dan lebih sehat, sehingga persentase penduduk lansia di dunia terus bertambah. Demensia memang paling sering menyerang kelompok lansia, meskipun kini makin banyak kasus yang terdiagnosis sebelum usia 65 tahun.
Setiap tahunnya, ada lebih dari 10 juta kasus baru demensia di dunia. Artinya, hampir satu kasus baru muncul setiap 3,2 detik. Ini merupakan peringatan bahwa demensia bukan sekadar angka, melainkan kenyataan yang makin dekat di sekitar kita.
Menemukan faktor risiko demensia, seperti polusi udara, menjadi sangat penting agar tren kenaikan kasus demensia bisa ditekan sedini mungkin.