Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).
Berbicara via Zoom, Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang, yang juga Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc., menjelaskan cara kerja vaksin dalam tubuh. Ia memaparkan bahwa ada beberapa vaksin yang umum digunakan, yaitu:
- Virus atau bakteri yang dimatikan atau inactivated
- Protein virus atau bakteri
- Komponen materi genetik virus atau bakteri
- Virus-like particle (VLP) atau komponen kosong virus
Perlu diingat, gunanya vaksin adalah mempersiapkan imun tubuh untuk menghadapi virus dan bakteri patogen. Saat vaksin disuntikkan ke tubuh, sel-sel pada tubuh bernama antigen presenting cell (APC) bertugas untuk "menangkap" bahan vaksin. Lalu, APC memperkenalkan vaksin kepada sistem imun sejati atau adaptive.
ilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis)
Sistem imun adaptive terdiri dari dua, yaitu sel B dan sel T. Kemudian, setelah perkenalan oleh APC tersebut, maka terjadi aktivasi sel B dan sel T. Sel T akan menghasilkan dua komponen: T memory dan effector, sementara sel B juga menghasilkan B memory dan effector.
Sel T dan B effector berguna untuk mengeliminasi partikel vaksin dan merusak sel-sel yang terinfeksi. Dijelaskan oleh Dr. Andani kalau sel B menghasilkan antibodi yang menangkap komponen vaksin yang tereliminasi oleh effector, sehingga tidak menempel ke reseptor sel inang. Seluruh proses ini kira-kira butuh waktu selama 7 hari.
“Kalau kita menilai efektivitas vaksin, nilailah dari antibodinya, lalu dari aktivitas sel T,” ujar Dr. Andani.