ilustrasi obat valacyclovir (pexels.com/KM L)
Sebelum mengonsumsi valacyclovir, kamu wajib beri tahu dokter bila memiliki infeksi HIV/AIDS, sistem kekebalan tubuh yang lemah, penyakit ginjal (atau jika sedang menjalani dialisis), atau pernah menjalani transplantasi ginjal atau sumsum tulang. Ini karena valacyclovir bisa berbahaya buat ginjal dan efek bahayanya dapat meningkat bila digunakan bersamaan dengan obat lain yang juga membahayakan ginjal.
Pengobatan dengan valacyclovir dimulai sesegera mungkin setelah gejala pertama muncul, seperti kesemutan, sensasi terbakar, atau lecet. Sebab, kerja obat ini paling efektif pada awal penyakit berkembang.
Dilansir Drugs, segera hentikan konsumsi obat dan segera laporkan ke dokter bila mengalami efek samping serius yang berpotensi membahayakan sel darah merah, seperti demam, mudah memar atau berdarah, bintik merah pada kulit yang tidak berhubungan dengan herpes atau cacar air, diare parah hingga berdarah, muntah, kulit pucat atau menguning, lemas, pingsan, atau buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali.
Ibu menyusui tidak boleh mengonsumsi valacyclovir karena obat dapat masuk ke dalam air susu ibu, sehingga dapat membahayakan bayi yang sedang menyusui.