Aktivitas pembuatan vaksin COVID-19 oleh Pfizer, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat. (facebook.com/Pfizer)
Dilansir CNBC, CEO Pfizer, Albert Bourla, mengatakan bahwa kemampuan penularan yang cepat Omicron bukanlah berita baik. Ia mengatakan bahwa makin banyak penularan, maka makin tinggi potensi munculnya varian-varian lainnya yang lebih berbahaya.
"Kami akan mendapatkan informasi setidaknya sebelum akhir tahun untuk mengetahui apa artinya varian ini terhadap manifestasi klinis," ujar Bourla.
Sementara itu, Bourla mengatakan bahwa Pfizer mampu mengembangkan vaksin Omicron pada Maret 2022. Namun, Pfizer masih butuh beberapa minggu untuk mengetahui apakah vaksinnya memberikan proteksi yang cukup terhadap varian tersebut.
Selain itu, Bourla masih yakin bahwa obat oral antivirus untuk COVID-19 dari Pfizer, Paxlovid, akan mampu menghadapi varian COVID-19, termasuk Omicron. Seperti yang diketahui, Paxlovid menghambat enzim protease yang dibutuhkan SARS-CoV-2 untuk berkembang biak.