Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Virus Penyebab COVID-19 Tingkatkan Risiko Kejadian Kardiovaskular

ilustrasi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19 (unsplash.com/Viktor Forgacs)
Intinya sih...
  • Infeksi COVID-19 parah dapat memicu peradangan luas, menyebabkan pertumbuhan plak cepat di arteri koroner dan risiko serangan jantung, stroke, dan kejadian kardiovaskular lainnya hingga satu tahun.
  • Efek peradangan pasca-COVID-19 dapat meningkatkan risiko kardiovaskular, membutuhkan manajemen efektif dan pemahaman mekanisme biologis untuk pencegahan dan terapi.

Infeksi COVID-19 yang parah dapat memicu peradangan atau inflamasi yang luas, mengakibatkan pertumbuhan plak yang cepat di arteri koroner (pembuluh darah yang memasok darah dan oksigen ke otot jantung agar tetap memompa) dan risiko yang lebih tinggi terkena serangan jantung, stroke, dan kejadian kardiovaskular yang mengancam jiwa lainnya hingga 1 tahun, demikian laporan tim peneliti yang dipimpin Universitas Fudan di China. Temuan studi ini dipublikasikan pada 4 Februari 2025 dalam jurnal Radiology.

“COVID-19, yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, awalnya ditandai dengan cedera paru akut dan gagal napas,” jelas penulis senior studi tersebut, Junbo Ge, M.D., profesor dan direktur Departemen Kardiologi di Rumah Sakit Zhongshan, Universitas Fudan di Shanghai, China.

“Namun, bukti yang muncul menunjukkan bahwa COVID-19 juga melibatkan respons peradangan ekstrem yang dapat memengaruhi sistem kardiovaskular.”

Konsekuensi jangka panjang akibat peradangan

Peradangan yang terjadi berlanjut hingga bulan pertama infeksi, sehingga meningkatkan risiko masalah kardiovaskular yang parah dan bahkan kematian.

Untuk memahami dampak ini, para peneliti menggunakan angiografi CT koroner (CCTA) untuk memeriksa perubahan pada jaringan di sekitar arteri koroner. Mereka menganalisis tanda-tanda peradangan, penumpukan plak, dan kehadiran penyumbatan arteri berisiko tinggi.

Studi retrospektif ini melibatkan pasien yang menjalani CCTA antara September 2018 dan Oktober 2023. Kelompok studi terakhir yang terdiri dari 803 pasien (usia rata-rata, 63,9 tahun, 543 laki-laki) mencakup 329 pasien (41 persen) yang menjalani pencitraan sebelum pandemi COVID-19 dan 474 pasien yang menjalani pencitraan selama pandemi. Dari jumlah tersebut, 25 pasien terinfeksi SARS-CoV-2 sebelum pencitraan.

Pertumbuhan plak dan lesi berisiko tinggi

ilustrasi jantung (usnplash/Ali Hajiluyi)

Tim peneliti menganalisis total 2.588 lesi arteri koroner, termasuk 2.108 lesi di antara pasien SARS-CoV-2 dan 480 lesi di antara pasien yang tidak terinfeksi.

Untuk semua pasien, peneliti membandingkan pengukuran awal dan tindak lanjut dari perubahan volume plak, keberadaan plak berisiko tinggi, dan peradangan.

Mereka juga menganalisis hubungan antara SARS-CoV-2 dan kejadian kardiovaskular, seperti serangan jantung atau prosedur revaskularisasi (tindakan untuk mengembalikan aliran darah).

Peningkatan risiko serangan jantung dan stroke

Pada awal penelitian, stenosis atau penyempitan arteri rata-rata per lesi adalah 31,3 persen. Hanya 8,1 persen lesi yang memiliki stenosis diameter 50 persen atau lebih.

Dibandingkan dengan pasien yang tidak terinfeksi, volume plak tumbuh lebih cepat pada pasien SARS-CoV-2. Lesi pada pasien dengan COVID-19 memiliki insiden yang lebih tinggi untuk berkembang menjadi plak berisiko tinggi (20,1 persen versus 15,8 persen) dan peradangan koroner (27 persen versus 19,9 persen). Pasien dengan COVID-19 juga memiliki risiko kegagalan lesi target yang lebih tinggi (10,4 persen versus 3,1 persen), indikator peningkatan risiko serangan jantung atau stroke.

“Peradangan pasca-COVID-19 dapat menyebabkan pertumbuhan plak yang berkelanjutan, terutama pada plak berisiko tinggi yang tidak mengalami kalsifikasi,” kata Dr. Ge.

“Pasien dengan infeksi SARS-CoV-2 memiliki risiko lebih tinggi mengalami infark miokard (serangan jantung), sindrom koroner akut, dan stroke hingga satu tahun.”

Rekomendasi untuk pemantauan kardiovaskular jangka panjang

ilustrasi konsultasi dokter (pexels.com/RDNE Stock project)

Efek peradangan ini tetap ada pasca infeksi COVID-19, terlepas dari penyakit penyerta seperti usia, hipertensi, dan diabetes. Dari temuan studi ini, para peneliti menekankan strategi manajemen yang efektif untuk pasien-pasien ini.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 dapat memperburuk risiko kardiovaskular dengan mempercepat perkembangan plak yang rentan dan peradangan koroner. Namun, pemahaman yang lebih komprehensif tentang mekanisme biologis diperlukan untuk merumuskan pendekatan pencegahan dan terapi.

“Sangat penting untuk mengantisipasi beban pasien kardiovaskular yang lebih berat di masa mendatang karena sebagian besar individu yang terinfeksi pulih dari infeksi SARS-CoV-2 akut,” kata Dr. Ge.

Referensi

Neng Dai et al., “SARS-CoV-2 Infection Association With Atherosclerotic Plaque Progression at Coronary CT Angiography and Adverse Cardiovascular Events,” Radiology 314, no. 2 (February 1, 2025), https://doi.org/10.1148/radiol.240876.
"Virus that causes COVID-19 increases risk of cardiac events." EurekAlert. Diakses pada Februari 2025.
"Report: Severe COVID can catalyze arterial plaque growth, sparking deadly heart problems." CIDRAP - Center for Infectious Disease Research & Policy. Diakses Februari 2025.
"COVID-19 may accelerate dangerous hardening of the arteries." GAVI. Diakses Februari 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us