Sindrom impostor (impostor syndrome) disebut juga dengan penipuan yang dirasakan. Maksudnya adalah kondisi ini melibatkan perasaan tidak mampu dan ragu terhadap diri sendiri. Perasaan tersebut erat kaitannya dengan pencapaian dari pendidikan, prestasi, dan pengalaman. Secara sederhana, orang dengan sindrom impostor meragukan kemampuannya serta merasa takut akan kemungkinan "menipu" orang lain.
Sindrom impostor pertama kali teridentifikasi pada tahun 1978. Penelitian awal yang mengeksplorasinya memiliki fokus utama para wanita karier dan berprestasi. Namun, dewasa ini kasus sindrom impostor tampak bisa memengaruhi siapa saja di berbagai kalangan masyarakat. Ini sesuai dengan temuan studi dalam Journal of General Internal Medicine tahun 2019, yang menyatakan bahwa sekitar 9 sampai 82 persen orang bisa mengembangkan gejala sindrom impostor di beberapa fase kehidupan mereka.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan menarik mengenai sindrom impostor yang perlu kita semua ketahui.