ilustrasi obat (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
Berdasarkan pemaparan dr. Atika, penanganan endometriosis dibagi menjadi dua, yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan terapi bedah. Akan tetapi, ia menekankan bahwa untuk tidak melakukan terapi bedah bagi pasien endometriosis. Ini karena endometriosis bisa datang kembali bahkan setelah operasi.
Jika dalam keadaan mendesak, terapi bedah disarankan hanya dilakukan sekali. Terapi bedah dalam penanganan endometriosis bisa berpotensi mengurangi jumlah sel telur pada perempuan. Berkurangnya jumlah sel telur ini bisa memengaruhi tingkat kesuburan.
"Setelah operasi pun kita masih memberikan terapi pengobatan karena ada risiko pasien kambuh lagi. Kita harus memastikan agar jangan sampai setelah operasi endometriosis ini kambuh lagi," dr. Atika menjelaskan.
Menutup sesi, dr. Atika mengajak kita untuk tidak mencermati tanda dan gejala endometriosis. Dilansir Mayo Clinic, gejala endometriosis yang perlu diwaspadai antara lain:
- Nyeri haid yang menyakitkan (dismenorea). Nyeri panggul dan kram dapat dimulai sebelum dan berlangsung beberapa hari hingga periode menstruasi. Kamu mungkin juga mengalami sakit punggung dan perut bagian bawah.
- Sakit saat berhubungan seks. Nyeri selama atau setelah berhubungan seks umum dalam kasus endometriosis.
- Nyeri saat buang air besar atau buang air kecil. Ini kemungkinan besar terjadi selama periode menstruasi.
- Pendarahan yang berlebihan. Perempuan mengalami periode menstruasi berat sesekali atau perdarahan di antara periode (pendarahan intermenstrual).
- Infertilitas. Kadang, endometriosis pertama kali didiagnosis saat perempuan mencari pengobatan untuk infertilitas.
- Tanda dan gejala lainnya meliputi kelelahan, diare, sembelit, kembung atau mual, terutama selama periode menstruasi.
Endometriosis kadang disalahartikan sebagai kondisi lain yang dapat menyebabkan nyeri panggul, seperti penyakit radang panggul, kista ovarium, atau sindrom iritasi usus besar. Temui dokter jika kamu memiliki tanda dan gejala yang mungkin mengindikasikan endometriosis.
Endometriosis bisa menjadi kondisi yang menantang untuk ditangani. Diagnosis dini, kerja sama antara pasien dan tim medis multidisiplin, serta pemahaman tentang diagnosis dapat menghasilkan manajemen gejala yang lebih baik.