Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?

Buat yang bingung memilih, semuanya bagus, kok!

Bagi kaum hawa, menstruasi adalah siklus bulanan sebagai tanda kematangan organ reproduksi dan kedewasaan. Dimulai saat masa pubertas, edukasi mengenai kebersihan saat datang bulan dapat menjaga kesehatan organ kewanitaan.

Rata-rata, perempuan mengeluarkan 60 mililiter (ml) darah haid saat sedang menstruasi. Nah, inilah tujuan penggunaan produk menstruasi seperti pembalut, tampon, atau menstrual cup. Namun, dari ketiga produk tersebut mana yang paling baik atau paling aman? Apa saja keunggulan dan kekurangan masing-masing produk? Mari simak ulasannya berikut ini.

1. Dilema menggunakan pembalut

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?ilustrasi pembalut (pexels.com/Cliff Booth)

Sebagai produk yang paling umum digunakan di Indonesia, pembalut tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, dan tingkat daya serap. Mayoritas perempuan, terutama perempuan di bawah usia 40 tahun, lebih suka menggunakan pembalut saat intensitas menstruasi minim.

Akan tetapi, pembalut dianggap tidak nyaman atau tidak cocok saat sedang melakukan aktivitas fisik tertentu. Selain itu, penggunaan pembalut sekali pakai juga dianggap tidak ramah lingkungan.

2. Pembalut kain, alternatif pembalut yang lebih ramah lingkungan

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?ilustrasi pembalut kain (wasteless-sy.co.uk)

Agar dapat dipakai berulang dan ramah lingkungan, pembalut berbahan kain pun dilirik. Lantas, bagaimana keamanan, kenyamanan, dan daya serapnya?

Lewat acara Health Talk pada Kamis (30/09/2021) lalu, dokter spesialis kandungan dan kebidanan dari Eka Hospital Cibubur, dr. Riska Amelia, SpOG, menjawab berbagai pertanyaan tersebut.

Beda dari pembalut biasa, dr. Riska menjelaskan bahwa pembalut kain terbuat dari bahan sintetik. Selain ramah lingkungan, pembalut kain dapat dipakai berulang kali.

"Hanya saja, noda darah haid pada pembalut kain lebih susah dibersihkan karena daya serapnya terbatas. Akibatnya, penggunanya jadi merasa risi," ujar dr. Riska.

Selain itu, ia juga mengingatkan untuk tidak memakai pembalut yang menawarkan sensasi dingin atau pewangi pada organ kewanitaan karena ada risiko iritasi atau reaksi alergi.

3. Tampon dan risiko TSS

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?ilustrasi tampon (freepik.com/freepik)

Sudah ada sejak 1930-an dan umum digunakan di negara Barat, tampon bisa dibilang kurang umum dipakai perempuan Tanah Air dan mungkin produknya sendiri hanya bisa ditemukan di kota-kota besar. 

Dengan ukuran yang lebih kecil dibanding pembalut, tampon yang pemakaiannya dimasukkan ke dalam vagina bisa membuat pemakaiannya merasa lebih leluasa saat beraktivitas fisik.

Meski begitu, tampon juga memiliki kekurangan. Kata dr. Riska, karena minumnya kapasitas penyerapan (sekitar 5 ml), tampon harus sering diganti setiap 4-8 jam sekali. Kalau dipakai sebelum tidur, kamu harus segera menggantinya saat bangun tidur.

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?ilustrasi tampon dan siklus menstruasi (freepik.com/freepik)

Selain itu, ada kekhawatiran kalau penggunaan tampon, khususnya bila dipakai tidak benar atau tidak sering diganti, yaitu dapat mengakibatkan toxic shock syndrome (TSS), kondisi masuknya bakteri atau racun bakteri ke dalam darah. Jika tidak ditangani, TSS dapat berakibat fatal.

“TSS bisa berpotensi fatal. Ketahui gejala-gejalanya terlebih dulu, seperti demam; kulit, mata, dan lidah berubah kemerahan, sampai penurunan kesadaran karena tekanan darah rendah. Salah satu faktor risikonya adalah tampon yang digunakan terlalu lama dalam vagina,” dr. Riska memaparkan`.

Ini karena tampon bisa menjadi media pertumbuhan bakteri patogen dalam vagina, sehingga bakteri bisa naik ke dalam rahim atau masuk ke pembuluh darah di sekitar vagina. Oleh karena itu, dr. Riska tidak menyarankan tampon dengan kapasitas super absorbent (10 ml) karena dapat dipakai lebih lama dan ini dapat meningkatkan risiko TSS.

Baca Juga: Ketahui 8 Penjelasan Medis Kenapa Menstruasi Tidak Teratur

4. Menstrual cup tidak kalah bagus dibanding produk menstruasi lainnya

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?ilustrasi menstrual cup (womenshealth.com)

Kembali populer, menstrual cup menawarkan proteksi yang tidak kalah tinggi dibanding pembalut dan tampon. Jika ingin beralih ke menstrual cup, apa saja yang harus diperhatikan?

Dari segi bahan, umumnya menstrual cup terbuat dari karet lateks atau silikon. Dari segi ukuran, dr. Riska mengatakan bahwa menstrual cup umumnya tersedia dalam tiga ukuran untuk menjangkau kelompok perempuan yang berbeda:

  • Kecil: biasanya digunakan untuk remaja perempuan atau perempuan yang belum menikah (atau belum melakukan hubungan seksual)
  • Sedang: biasanya digunakan untuk perempuan yang belum pernah melahirkan atau yang sudah melahirkan dengan metode sesar
  • Besar: biasanya digunakan untuk perempuan yang sudah pernah melahirkan karena elastisitas vagina berkurang

Walaupun pembelian awalnya cenderung lebih mahal dan biasanya tiap perempuan setidaknya butuh dua buah, tetapi dalam jangka panjang menstrual cup lebih hemat dan bisa bertahan hingga bertahun-tahun, bahkan bisa sampai 10 tahun. Meski demikian, dr. Riska mengatakan bahwa baiknya ganti menstrual cup setelah pemakaian 4 tahun untuk meminimalkan risiko TSS. 

5. Menstrual cup dapat dicuci, tetapi harus seberapa sering?

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?ilustrasi menstrual cup dan tampon (jeanhailes.org.au)

Mudah digunakan, menstrual cup dapat menampung darah haid untuk dibuang dan dibersihkan. Dibanding tampon, risiko TSS pada menstrual cup bahkan kurang dari 1 persen. Nah, seberapa sering kita harus mencuci atau menggantinya?

Tergantung dari siklus haid masing-masing, dr. Riska mengatakan bahwa saat intensitas menstruasi atau darah haid yang keluar berjumlah minim, maka bisa dibersihkan tiap 12 jam. Namun, jika sedang deras, maka bisa terakumulasi dalam waktu 6-8 jam, sehingga harus terus dibersihkan.

"Butuh 3-6 bulan untuk penyesuaian penggunaan menstrual cup. Dengan begitu, para pengguna menstrual cup juga bisa langsung tahu kapan sedang 'deras' dan menstrual cup harus diganti," imbuh dr. Riska.

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?ilustrasi mencuci menstrual cup di air rebus (theflowcontrol.com)

Umumnya, menstrual cup dapat dibersihkan sebelum dipakai lagi. Dokter Riska menjelaskan bahwa menstrual cup dapat disterilkan dengan cara direbus. Setiap kali diganti, menstrual cup dapat dicuci dengan sabun khusus vagina agar pH-nya sesuai (3.5-5.5).

Menstrual cup dapat diganti saat mandi. Untuk mengantisipasi saat sedang ‘deras’, bawalah terus sabun khusus vagina agar [menstrual cup] bisa dibersihkan setiap saat,” ujar dr. Riska.

Baik menstrual cup atau vagina, dr. Riska tidak menyarankan untuk terlalu getol mencuci atau mensterilkannya. Vagina pada dasarnya tidak steril dan punya kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri. Bila terlalu sering dibersihkan, maka dapat mengganggu mikrobioma dan mempercepat pertumbuhan bakteri atau kuman patogen yang menyebabkan keputihan.

"Menstrual cup tidak perlu terlalu steril karena pada dasarnya, vagina tidak steril dan memiliki mikrobiomanya sendiri. Cukup sering cebok dengan arah depan ke belakang," kata dr. Riska.

6. Keperawanan, penyebab mengapa penggunaan menstrual cup masih minim di Tanah Air

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?illustrasi pembalut dan menstrual cup masa kini (pexels.com/Cliff Booth)

Mudah dipakai, punya daya tampung yang baik, serta ramah lingkungan karena bisa dipakai berulang kali adalah keunggulan dari menstrual cup dan diharapkan banyak perempuan yang beralih ke produk ini. Akan tetapi, banyak yang khawatir ini bisa merusak selaput dara yang sering kali dikaitkan dengan keperawanan. 

Memang, ada potensi menstrual cup berpotensi merobek selaput dara. Akan tetapi, dr. Riska mengatakan bahwa "definisi keperawanan harus lebih dimengerti". Selain faktor seksual, selaput dara bisa rusak karena banyak faktor dan memasukkan menstrual cup bukanlah salah satunya.

“Semuanya kembali ke preferensi masing-masing. Memakai menstrual cup bukanlah sebuah keharusan karena masih ada alternatif lain.”

7. Kesimpulan: mau pembalut, tampon, atau menstrual cup, boleh-boleh saja!

Antara Pembalut, Tampon, dan Menstrual Cup, Mana yang Lebih Baik?pembalut, tampon, dan menstrual cup untuk datang bulan (manometcurrent.com)

Jadi, kembali lagi ke pertanyaan inti, antara pembalut, tampon, atau menstrual cup, harus pilih yang mana, dr. Riska? Ketiganya boleh, kok, karena aman dan menawarkan daya serap yang serupa saat datang bulan.

"Ketiga produk ini aman dari segi medis dan tidak ada produk yang lebih baik daripada yang lain. Jadi, boleh pilih antara pembalut, tampon, atau menstrual cup. Semuanya kembali ke preferensi masing-masing," tandas dr. Riska.

Menutup sesi, dr. Riska mengingatkan bahwa hal yang paling penting adalah mengetahui kapan harus mengganti pembalut, tampon, atau menstrual cup, dan cara membersihkannya yang benar. Dengan begitu, vagina terjaga dari alergi, infeksi, dan iritasi saat haid.

Baca Juga: 8 Fakta Menjaga Kesehatan dan Kebersihan saat Menstruasi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya