TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Queef pada Vagina Perempuan, Gak Perlu Malu!

Queef terasa seperti kentut, tapi dari 'depan'

ilustrasi perempuan merasa malu (pexels.com/Samson Katt)

Ketika sedang berolahraga atau melakukan hubungan intim dengan pasangan, kamu mungkin akan terkejut jika mendengar suara aneh menyerupai kentut keluar dari vagina. Suasana bisa saja menjadi canggung dan kamu jadi merasa malu karenanya.

Namun tenang saja, fenomena ini normal dan sangat lumrah, kok. Ini disebut juga queef atau vaginal flatus, yakni keluarnya udara dari vagina dan biasanya terjadi saat olahraga dan berhubungan seksual.

Sayangnya, queef masih terbilang tabu sehingga banyak memunculkan stigma negatif yang membuat perempuan merasa malu ketika mengalaminya. Karena itu, yuk, kupas tuntas beberapa fakta queef berikut ini.

1. Apa itu queef?

ilustrasi vagina mengeluarkan gas saat queef (pexels.com/Deon Black)

Queef terjadi ketika vagina melepaskan udara yang terjebak di dalamnya karena beberapa aktivitas seperti olahraga, hubungan seksual, atau bahkan saat perempuan berpindah posisi. Udara yang keluar disertai dengan volume besar dan terdengar seperti suara kentut. Namun gak seperti kentut, queef gak menimbulkan bau sama sekali.

Meski tampak memalukan, queef sangat umum terjadi dan biasanya gak membahayakan kesehatan sebagaimana dijelaskan Health. Karenanya, gak ada alasan untuk merasa cemas saat hal ini terjadi.

Baca Juga: Benarkah Vagina Bisa Kendur akibat Kebanyakan Berhubungan Seksual?

2. Faktor-faktor yang memengaruhi queef

ilustrasi menggunakan tampon (pexels.com/Laker)

Udara yang masuk ke saluran vagina akan terperangkap di dalamnya. Karena gak ada tempat untuk menampung udara, vagina akan mendorongnya keluar yang disertai dengan suara menyerupai kentut. Dilansir Cleveland Clinic, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi frekuensi terjadinya queef pada perempuan.

  • Aktivitas seksual: ketika terjadi penetrasi yang dalam dan intens, udara bisa terdorong masuk. Saat penis, jari, atau mainan seks keluar dari vagina, udara itu dilepaskan. Frekuensinya bisa lebih sering jika melakukan berbagai posisi selama hubungan seksual.
  • Penggunaan tampon saat menstruasi: memasukkan tampon ke dalam vagina juga bisa menimbulkan queef. Sebab, udara bisa turut masuk ke dalamnya dan akan dilepaskan begitu tampon dikeluarkan. 
  • Otot panggul yang lemah: menopause dan persalinan juga meningkatkan peluang terjadinya queef karena kedua hal ini melemahkan otot panggul.
  • Pemeriksaan vagina: selama pemeriksaan panggul, queef menjadi hal yang umum terjadi. Saat tenaga medis memasukkan spekulum atau alat untuk melihat ke dalam vagina, hal ini memungkinkan udara masuk dan keluar ketika alatnya dilepaskan.
  • Fistula vagina: fistula adalah lubang antara saluran vagina dan saluran kencing atau pencernaan (seperti kandung kemih atau usus). Fistula vagina biasanya disebabkan karena trauma, operasi, atau penyakit lain. Salah satu gejala gangguan ini ialah munculnya gas pada vagina.
  • Gerakan fisik: yoga, olahraga, dan gerakan lain seperti lari juga dapat menyebabkan udara terperangkap di dalam vagina karena vagina sedikit terbuka atau tertarik selama melakukan aktivitas ini.

3. Queef gak mengenal batasan usia

ilustrasi sekelompok perempuan (pexels.com/RF._.studio)

Queef bisa terjadi pada siapa saja dan gak mengenal batasan usia, mulai dari remaja hingga wanita yang lebih dewasa. Queef bisa menjadi lebih umum saat seseorang mencapai usia reproduktif.

Namun setiap perempuan akan melalui pengalaman queef yang berbeda-beda. Hal ini semakin menegaskan bahwa queef adalah hal yang normal dan gak ada hubungannya dengan usia atau tahap kehidupan tertentu.

4. Cara mengurangi intensitas queef

ilustrasi perempuan berolahraga (pexels.com/Vi Nguyen)

Meski queef adalah hal alami dan gak berbahaya, tapi beberapa perempuan mungkin ingin mengurangi kemungkinan terjadinya queef saat beraktivitas seksual atau berolahraga. Umumnya, gak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegah queef. Namun ada beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk mengurangi intensitasnya. 

Caranya adalah dengan melakukan penguatan otot panggul. Latihan kegel, misalnya, dapat membantu menguatkan otot-otot tersebut dan mengurangi risiko queef. Selain itu, saat berhubungan seks, cobalah untuk menghindari bergonta-ganti posisi terlalu sering dan menggunakan pelumas yang cukup, seperti dijelaskan Flo.

Baca Juga: 6 Alasan Vagina Mengalami Reaksi Alergi, Hindari Pemicunya

Verified Writer

Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya