ilustrasi seks anal (freepik.com/jcomp)
Meski gak melibatkan seks penetrasi, rimming tetap memiliki risiko. Salah satunya yang perlu mendapat perhatian, tentu saja dari sisi kesehatan.
Center of Disease Control and Prevention menjelaskan beberapa risiko rimming, yaitu sebagai berikut:
- Klamidia
- Gonore
- Sipilis
- Herpes
- HPV
- HIV
- Trikomoniasis
Mengingat seks ini melibatkan anus, risiko infeksi bakteri E. coli atau giardia dan parasit lain pun perlu menjadi pertimbangan. Aktivitas oral anal dapat menularkan bakteri Shigella yang bisa menyebabkan infeksi saluran cerna atau disebut shigellosis.
Penularan hepatitis B dan C pun dapat terjadi, karena dua penyakit ini menyebar melalui cairan tubuh. Selain itu, penularan hepatitis A mungkin terjadi, karena kontak dengan kotoran, terlebih jika individu memiliki riwayat penyakit tersebut.
Melihat dari risikonya, hindari memberikan rimming pada pasangan jika doi mengalami gejala penyakit perut, seperti diare, sembelit, atau muntah. Kamu juga harus menunggu sampai luka di sekitar anus atau mulut sembuh jika ingin memberikan analingus maupun blow job.
Salah satu upaya pencegahan lainnya dengan penggunaan pelindung fisik, seperti dental dam, selama aktivitas seks berlangsung. Dilansir Medical News Today, kamu bisa membuat bendungan gigi sendiri dengan memotong kondom menjadi persegi.
Potongan tersebut lalu ditempatkan di antara mulut dan anus. Alternatif lainnya, kamu dapat menggunakan kondom oral di atas lidah. Namun, pastikan memilih kondom dengan kandungan yang aman jika terjilat, ya.