5 Tanda Kamu Alergi terhadap Kondom Lateks, Hati-hati!

Kondisi ini kadang sulit didiagnosis 

Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang cukup popular untuk mengendalikan kehamilan maupun mencegah penularan infeksi menular seksual (IMS). Saat ini, ada beberapa jenis kondom yang tersedia di pasaran, yang paling umum adalah kondom lateks.

Meski aman digunakan, kondom lateks juga dapat menyebabkan alergi pada beberapa orang. Para ahli menyebut kondisi ini sebagai alergi kondom lateks (latex condom allergy). Proses terjadinya hampir sama dengan jenis alergi lateks lainnya, tetapi ini bisa memengaruhi organ genital pria maupun perempuan.

Apa saja tanda alergi kondom lateks dan adakah alternatif pengganti kondom jenis ini? Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di bawah ini!

1. Gejala alergi kondom lateks 

5 Tanda Kamu Alergi terhadap Kondom Lateks, Hati-hati!ilustrasi gejala alergi (pixabay.com/nastya_gepp)

Tanda dan gejala alergi kondom lateks umumnya sama seperti gejala alergi lainnya. Gejala topikal yang muncul biasanya berupa gatal, bengkak, ruam, dan kemerahan di sekitar kulit dan alat kelamin setelah penggunaan kondom atau kontak dengan kondom lateks. Gejala ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya.

Terkadang, pada kondisi yang lebih serius, kondisi tersebut dapat menyebabkan:

  • Hidung meler atau tersumbat.
  • Mata gatal dan berair.
  • Asma.
  • Tenggorokan gatal atau bengkak
  • Dermatitis kontak.
  • Kesulitan bernapas.
  • Anafilaksis, yaitu reaksi alergi yang parah yang dapat menyebabkan kesulitasn bernapas dan syok akibat penurunan tekanan darah yang drastis. Tetapi pada kasus alergi lateks, anafilaksis sangat jarang terjadi, seperti dijelaskan oleh laman Self.

2. Penyebab terjadinya alergi kondom lateks 

5 Tanda Kamu Alergi terhadap Kondom Lateks, Hati-hati!pixabay.com/swiftsciencewriting

Lateks merupakan getah pohon karet yang umum digunakan dalam pembuatan produk-produk industri, termasuk kondom. Getah ini mengandung protein tertentu, yang pada beberapa orang, dapat memicu reaksi alergi.

Individu dapat mengembangkan alergi kondom lateks ketika sistem kekebalan tubuh mereka salah menganggap protein dalam lateks ini sebagai ancaman atau zat yang berbahaya bagi tubuh. Sehingga menyerangnya dan menimbulkan reaksi alergi.

Mengutip Verywell Health, ada tiga jenis reaksi terhadap lateks yang memicu timbulnya alergi, yaitu:

  • Reaksi alergi yang diperantarai IgE (Tipe I): sistem kekebalan tubuh membuat imunoglobulin Antibodi E (IgE) yang bereaksi dengan protein lateks dan menyebabkan alergi.
  • Dermatitis kontak yang diperantarai sel (Tipe IV): hal ini terjadi karena kepekaan terhadap bahan kimia yang digunakan untuk membuat produk lateks. Bahan kimia ini dapat menyebabkan dermatitis kontak 24 hingga 48 jam setelah terpapar. Jika disentuh, dapat menyebar ke area tubuh lainnya.
  • Dermatitis kontak iritan: merupakan reaksi umum terhadap lateks karet alam, tetapi bukan alergi. Gejalanya bisa berupa ruam merah dan gatal yang muncul 12 hingga 24 jam setelah kontak dengan lateks.

3. Faktor risiko alergi kondom lateks 

5 Tanda Kamu Alergi terhadap Kondom Lateks, Hati-hati!ilustrasi buah alpukat (pexels.com/Daria Shevtsova)

Menurut keterangan dari laman WebMD, perempuan memiliki risiko lebih tinggi mengalami alergi kondom lateks daripada laki-laki. Hal ini terjadi karena sensitivitas selaput lendir vagina pada perempuan, dapat membuat lateks lebih mudah memasuki aliran darah daripada melalui kulit biasa.

Selain hal tersebut, dalam laman yang sama juga dijelaskan bahwa ada beberapa kondisi yang membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan alergi kondom lateks:

  • Spina bifida: yaitu cacat lahir yang memengaruhi perkembangan tulang belakang. Individu dengan spina bifida lebih rentan mengalami alergi lateks karena memiliki sensitivitas tinggi terhadap produk lateks. Hal ini dimungkinkan karena mereka lebih sering terpapar produk lateks selama penanganan kondisi tersebut.
  • Seringnya operasi:. Prosedur operasi juga dapat meningkatkan kemungkinan terpapar produk lateks. Sehingga dapat meningkatkan risiko alergi kondom lateks.
  • Bekerja di perawatan kesehatan:  menggunakan sarung tangan lateks atau produk lateks lainnya sering kali meningkatkan risiko terkena alergi lateks.
  • Diet: Orang yang memiliki alergi terhadap beberapa makanan seperti alpukat, pisang, kastanye, buah kiwi, dan markisa, mungkin juga memiliki risiko yang sama mengalami alergi kondom lateks. Karena makanan tersebut mengandung protein yang mirip seperti yang terdapat dalam lateks karet alami.

4. Jenis alergi lain yang terkait dengan alergi kondom lateks 

5 Tanda Kamu Alergi terhadap Kondom Lateks, Hati-hati!ilustrasi penggunaan kondom (pexels.com/Deon Black)

Seseorang yang mengalami gejala alergi kondom lateks, terkadang bukan disebabkan oleh kondom lateks tersebut. Melainkan dari beberapa bahan campuran yang mungkin terkandung dalam kondom. Misalnya:

  • Spermisida: merupakan salah satu bentuk pengendali kelahiran yang terkadang digunakan bersamaan dengan kondom atau digunakan sebagai pelapis kondom. Kontrasepsi ini mengandung bahan kimia seperti nonoxynol-9 yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi jika digunakan beberapa kali sehari. Gejalanya mungkin termasuk gatal, kemerahan, terbakar, dan bengkak di sekitar alat kelamin.
  • Pelumas vagina: produk ini memang dapat membantu mengatasi kekeringan atau atrofi vagina dan meningkatkan kenikmatan selama berhubungan seks. Akan tetapi, beberapa bahan yang terkandung di dalamnya seperti gliserin, paraben, dan propilen glikol, juga dapat menyebabkan sensitivitas atau reaksi alergi. Gejalanya bisa berupa pembengkakan area genital, kemerahan, gatal, dan rasa terbakar.

Baca Juga: 4 Manfaat Kondom Jari, Pelindung Khusus Fingering!

5. Alternatif penggunaan kondom selain berbahan lateks 

5 Tanda Kamu Alergi terhadap Kondom Lateks, Hati-hati!ilustrasi pilihan kondom (pexels.com/cottonbro)

Kabar baiknya, jika kamu memiliki alergi terhadap bahan lateks, ada beberapa jenis kondom yang terbuat dari bahan nonlateks yang bisa kamu gunakan sebagai alternatif. Di antaranya:

  • Kondom poliuretan: yaitu kondom berbahan plastik tipis yang bisa kamu jadikan alternatif. Sayangnya, kondom ini lebih mudah sobek dibandingkan dengan kondom lateks.
  • Kondom kulit domba: yaitu kondom yang terbuat dari kulit atau usus domba dan merupakan kondom yang sepenuhnya hipoalergenik. Kondom ini memiliki karakteristik pori-pori yang besar (10 kali lebih besar dari diameter HIV dan 25 kali lebih besar dari virus hepatitis B) sehingga meskipun dapat mencegah kehamilan, kondom jenis ini masih memungkinkan penularan IMS. Harganya pun juga lebih mahal jika dibandingkan dengan kondom lateks.
  • Kondom poliisoprena: yaitu kondom yang terbuat dari karet sintetis yang memiliki karakteristik tipis, fleksibel, dan nyaman. Kondom ini memiliki harga yang lebih mahal daripada lateks dan poliuretan, tetapi lebih murah daripada kondom kulit domba.
  • Kondom perempuan (female condom) bebas lateks: yaitu kondom yang dimasukkan ke dalam lubang vagina, bukan pada penis. Kondom ini terbuat dari lateks sintetis sehingga aman untuk kamu yang alergi lateks.

6. Kapan harus pergi ke dokter? 

5 Tanda Kamu Alergi terhadap Kondom Lateks, Hati-hati!ilustrasi perawatan pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Jika kamu mengalami ketidaknyamanan setelah pemakaian kondom lateks atau menjumpai beberapa gejala yang telah disebutkan, temui dokter untuk mengetahui penyebab pastinya. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk memastikan alergi kondom lateks.

Pada gejala ringan, dokter biasanya akan meresepkan obat antihistamin yang dijual bebas di apotek. Namun, jika gejalanya parah, ini mungkin membutuhkan penanganan medis yang lebih intensif.

Jika kamu didiagnosis alergi lateks, menghindari penggunaan kondom lateks adalah cara terbaik untuk mencegahnya.  Kamu juga bisa mempertimbangkan beberapa kondom alternatif non lateks yang tersedia untuk mengatasi hal ini.  

Baca Juga: 5 Cara Cegah Kondom Sobek saat Bercinta, Hindari Suhu Panas! 

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya