Fakta di Balik Fenomena Penis Captivus atau Gancet

Beberapa orang meyakini ini hanyalah mitos

Intinya Sih...

  • Sebagian orang bahkan menganggap penis captivus hanyalah mitos dan tidak pernah benar-benar terjadi.
  • Kemungkinan, penis captivus merupakan efek dari vaginismus, yaitu kondisi saat vagina menutup tanpa disengaja karena kejang otot di dasar panggul.
  • Penis captivus bisa menjadi pengalaman traumatis bagi perempuan maupun laki-laki.

Penis captivus atau yang lebih dikenal sebagai gancet terjadi saat penis terjebak di vagina ketika berhubungan seksual.

Hanya ada sedikit sekali laporan yang mendokumentasikan kasus penis captivus. Karenanya, banyak orang mempertanyakan apakah hal itu benar-benar terjadi.

Kemungkinan, penis captivus merupakan efek dari vaginismus, yaitu kondisi saat vagina menutup tanpa disengaja karena kejang otot di dasar panggul. Jika terjadi, penis captivus kemungkinan hanya bersifat sementara.

Ada banyak kesalahpahaman seputar fenomena ini. Untuk meluruskan pemahaman tentang penis captivus, berikut akan dijelaskan fakta-faktanya.

1. Hanya ada sedikit laporan mengenai fenomena ini

Hanya ada sedikit laporan yang bisa dipercaya mengenai penis captivus sehingga beberapa orang mempertanyakan keberadaannya. Sebagian orang bahkan menganggap fenomena ini hanyalah mitos dan tidak pernah benar-benar terjadi.

Sebuah tinjauan lampau mencatat bahwa penis captivus lebih disebabkan oleh desas-desus daripada fakta. Penulis ulasan menyoroti sedikitnya referensi mengenai kondisi ini dalam literatur medis (British Medical Journal, 1979).

Kurangnya dokumentasi medis mungkin disebabkan karena fenomena ini bersifat sementara sehingga hampir tidak pernah dilaporkan.

Jika penis captivus terjadi secara rutin dan cukup parah sehingga memerlukan perhatian medis, kemungkinan akan ada lebih banyak laporan.

Pada tahun 1980, seorang dokter menanggapi tinjauan tersebut untuk mengonfirmasi keberadaan penis captivus. Tulisan yang dimuat dalam British Medical Journal ini menceritakan tentang pasangan muda yang terkena dampak kondisi tersebut dan tiba di rumah sakit dengan ambulans pada tahun 1947.

Meskipun begitu, ini adalah bukti anekdotal, yang mana kredibilitasnya lebih rendah dibandingkan dengan laporan kasus.

2. Sains di balik penis captivus

Fakta di Balik Fenomena Penis Captivus atau Gancetilustrasi penis (unsplash.com/Deon Black)

Menurut buku Sex in the Middle Ages, penis captivus terjadi karena kontraksi atau kejang otot vagina yang tidak disengaja. Kondisi ini dianggap mirip dengan serangan asma atau kejang.

Selama kejang, otot-otot berkontraksi dan tidak dapat rileks, sehingga menyebabkan penis terjepit. Ini menyebabkan penis terjebak di dalam vagina. Saat pasangan relaks, kejang otot pada akhirnya akan mereda dan penis bisa ditarik.

Baca Juga: Vaginismus: Penyebab, Gejala, Jenis, Diagnosis, Penanganan

3. Apa itu vaginismus

Beberapa orang percaya bahwa penis captivus disebabkan oleh suatu kondisi yang disebut vaginismus.

Dijelaskan dalam laman Medical News Today, vaginismus melibatkan kejang yang tidak disengaja pada otot dasar panggul perempuan. Ini menyebabkan vagina tidak bisa dimasuki apa pun, seperti tampon maupun penis. 

Pengalaman vaginismus bisa sangat berbeda antara satu perempuan dengan yang lainnya. Gejalanya bisa berkisar dari sedikit sensasi terbakar saat berhubungan seks hingga kontraksi parah yang membuat vagina menutup sepenuhnya.

Vaginismus bisa membuat seks penetrasi hampir mustahil dilakukan. Jika dipaksa, penis mungkin akan tersangkut di dalam vagina. 

4. Dampak emosional penis captivus

Fakta di Balik Fenomena Penis Captivus atau Gancetilustrasi trauma setelah mengalami penis captivus (freepik.com/jcomp)

Penis captivus bisa menjadi pengalaman traumatis bagi perempuan maupun laki-laki. Keduanya bisa merasa malu, cemas, dan trauma.

Selain dampak emosional, penis captivus juga dapat menimbulkan dampak fisik. Dilansir Allo Health, penis captivus dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, nyeri, bahkan luka pada alat kelamin.

Umumnya, penis bisa keluar jika pasangan seks relaks. Namun, jika kondisinya terus berlanjut atau terdapat tanda-tanda cedera, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dan meminta nasihat dokter.

5. Apa yang harus dilakukan jika hal ini terjadi?

Jika salah satu pasangan merasakan penis captivus mulai terjadi, penting untuk berusaha tetap tenang. Kepanikan dapat menyebabkan otot menjadi makin tegang, sehingga fenomena ini dapat bertahan lebih lama.

Saat terjadi penis captivus, jangan mencoba memaksa penis keluar dari vagina. Pasalnya, melakukan ini dapat menyakiti salah satu atau kedua pasangan. Penting juga untuk tidak mencoba membuka vagina secara manual.

Kamu disarankan untuk menarik napas dalam-dalam agar kedua pasangan menjadi lebih tenang. Tetap tenang dan membiarkan otot-otot relaks dapat membantu menyelesaikan masalah secepat mungkin tanpa komplikasi. 

Penis captivus atau gancet tampaknya sangat langka, sehingga banyak orang menganggapnya mitos belaka. Jika benar terjadi, kemungkinan besar hanya berlangsung selama beberapa detik atau menit. Tetap tenang dan membiarkan otot-otot vagina dan penis lemas dengan sendirinya untuk mengatasinya.

Baca Juga: Small Penis Syndrome: Gejala, Penyebab, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya