unsplash.com/Becca Tapert
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, perempuan lebih picky dalam menentukan pasangan yang tepat untuk membuat mereka orgasme. Ada banyak teori mengapa hal itu bisa terjadi.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli entomologi dan biologi evolusi, Prof. RandyThornhill, hal itu terjadi karena kebanyakan laki-laki tidak cukup 'simetris'.
Dalam studinya yang berjudul "Human Female Orgasm and Mate Fluctuating Asymmetry", ia bertanya kepada 86 pasangan tentang frekuensi klimaks mereka. Hasilnya, hampir 100 persen laki-laki mengaku mengalami orgasme. Sementara itu pada perempuan, frekuensi orgasme lebih tinggi jika pasangan mereka simetris.
Simetris yang dimaksud bukan hanya tentang profil wajah, tapi secara keseluruhan. Secara inheren, tubuh laki-laki yang simetris terkait dengan kualitas gen yang baik. Bukan hanya tentang daya tarik, tetapi juga tentang kesehatan fisik dan psikologis.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orgasme pada perempuan mungkin menjadi sebuah mekanisme untuk melakukan seleksi pasangan. Namun sekali lagi, teori ini hanyalah satu dari sekian banyak teori seputar orgasme pada perempuan.
Bagaimana, seluk-beluk tentang orgasme pada perempuan yang lebih kompleks ketimbang laki-laki sangat menarik untuk diketahui, bukan?