ilustrasi orgasme (pexels.com/deon black)
American Psychological Association mengartikan orgasme sebagai momen saat individu mengalami kepuasan maksimal ketika mendapatkan rangsangan secara seksual. Klimaks dapat ditandai dengan tubuh yang melepaskan ketegangan serta kontraksi otot-otot perineum, sfingter anal, dan organ reproduksi secara berirama.
Sering dianggap sama, tapi orgasme berbeda dengan ejakulasi. Ejakulasi ditandai dengan pelepasan cairan, sedangkan orgasme gak selalu demikian. Ejakulasi saat orgasme sering ditemukan pada laki-laki. Adapun pada perempuan, orgasme mungkin ditandai dengan keluarnya cairan, tetapi volumenya lebih sedikit atau bahkan gak keluar sama sekali, melansir Medical News Today.
Orgasme umumnya muncul setelah tubuh mengalami tahapan dan respons seksual. Berdasar model Master dan Johnson, setidaknya tubuh melalui empat fase, yakni:
- Kegembiraan
- Dataran
- Orgasme
- Resolusi
Lalu, apa yang terjadi pada tubuh saat orgasme? Pada perempuan, rangsangan menyebabkan aliran darah meninggi pada area genital. Kemudian, orgasme pun terjadi dengan kontraksi berirama antara rahim, vagina, dan otot dasar panggul. Selain itu, terjadi pula denyutan yang mungkin gak selalu terasa dan berlangsung setidaknya lima sampai delapan kali. Hasilnya, otot-otot berkontraksi dan menyebarkan rasa hangat dari panggul ke seluruh tubuh setelah puncak seksual tercapai.
Adapun pada laki-laki, aliran darah yang memuncak ke area genital selama proses rangsangan dan terjadi ketegangan otot. Saat menjelang orgasme, semen disimpan di dekat bagian atas uretra, lalu siap untuk ejakulasi bersamaan puncak kepuasan seksual. Ejakulasi terjadi bersamaan dengan kontraksi otot-otot penis dan sekitar pangkal anus. Selama proses orgasme, saraf yang menyebabkan kontraksi otot juga mengirim impuls rasa senang pada otak.