ilustrasi disfungsi ereksi (freepik.com/Wayhome Studio)
Masih mengacu dari penelitian di jurnal yang sama, beberapa senyawa yang teridentifikasi dengan metode gas chromatography–mass spectrometry (GC-MS) dilaporkan memiliki efek iritan pada mukosa lambung, yang mana ini menjelaskan muntah dan mual pada kasus yang diteliti.
Senyawa tersebut adalah (Z)-9-octadecenamide, butylated hydroxytoluene, nonane, dodecane, tridecane, tetradecane, pentadecane, hexadecane, eicosane, 1,4-di-tert-
butylbenzene, neohexene, 1-methyl-2-phenylindole, 4-ethoxyphenyl isothiocyanate, 1,2-benzenedicarboxylic acid, pentafluoropropionic acid, dan methylphenols.
Sayangnya, efek toksik dari sebagian besar senyawa yang teridentifikasi itu belum diteliti secara menyeluruh.
Selain itu, sampel dari Hajar Jahanam yang dipakai dalam penelitian bukanlah sampel yang diautentikasi, tetapi didapat dari pasar. Jadi, ada kemungkinan produk tumbuhan ini dijual di tempat lain yang dicampurkan dengan adulterant atau obat lain.
Beberapa penelitian telah melaporkan pemalsuan afrodisiak alami dengan obat-obatan. Venhuis et al. (2008) menginvestigasi afrodisiak herbal yang dijual bebas (Libidfit, Satibo, dan mencari keberadaan kandungan obat disfungsi ereksi seperti sildenafil dan vardenafil. Beberapa produk berlabel natural ditemukan mengandung Viagra (Mitka, 2003). Di sisi lain, ada pula afrodisiak herbal yang mungkin terkontaminasi pestisida, jamur, logam berat, dan mineral.