Air Mani Seperti Jeli Saat Ejakulasi, Haruskah Khawatir?

Teksturnya menjadi lebih padat

Saat ejakulasi, laki-laki mengeluarkan cairan semen yang juga berisi sperma. Karakteristik cairan ini dapat berbeda dari waktu ke waktu. Ada kalanya cair, terkadang menjadi lebih kental layaknya jeli

Air mani seperti jeli saat ejakulasi ini lebih jarang terjadi. Jika mendapatinya, haruskah khawatir? Simak kemungkinan penyebabnya juga.

Air mani seperti jeli saat ejakulasi

Semen alias air mani memiliki tekstur yang bisa berubah tergantung kondisi seseorang. Penyebabnya pun beragam, mulai dari konsumsi vitamin (seperti B-12), aturan diet, hingga aktivitas fisik seseorang.

Beberapa kebiasaan pun memengaruhi tekstur air mani, misalnya merokok ganja dan minum alkohol. Keduanya juga dapat menurunkan konsentrasi sperma dan memicu kadar testosteron lebih rendah.

Meski demikian, semen yang sehat umumnya menebal begitu ejakulasi, melansir Medical News Today. Seringnya semen akan sedikit tebal dan hangat, lalu berubah menjadi lebih cair dan dingin setelah terekspos udara. Perubahan ini dapat diamati selama beberapa menit.

Dilansir Healthline, semen sehat umumnya memiliki beberapa karakteristik berikut: 

  • berwarna keputihan, abu-abu, atau sedikit kekuningan dengan sedikit bau alkalin (seperti klorin)
  • kental, tekstur mirip jeli yang berubah menjadi lebih cair setelah 30 menit
  • sedikit memiliki rasa manis.

Meski demikian, pertimbangan sperma sehat dapat berbeda pada tiap individu. Jika kamu menemukan air mani seperti jeli saat ejakulasi dengan karakteristik lain seperti di atas, maka kamu tidak perlu khawatir.

Baca Juga: Jumlah Sperma yang Dibutuhkan untuk Hamil, Cukup Satu?

Penyebab air mani kental seperti jeli

Air Mani Seperti Jeli Saat Ejakulasi, Haruskah Khawatir?ilustrasi air mani (unsplash.com/deonblack)

Seperti disebutkan sebelumnya, kebiasaan sehari-hari bahkan dapat memengaruhi air mani. Beberapa penyebab air mani menjadi seperti jeli, yakni:

Sebagian besar komposisi semen adalah air. Tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup tentu memengaruhi konsistensi sperma. Minum yang cukup membantu tubuh berada di level pH yang seimbang, sekitar 7,4.

Adapun kekurangan cairan menyebabkan pH tubuh jadi tidak seimbang. Akhirnya, memengaruhi tekstur semen dan kinerja organ tubuh lainnya. Gejala lainnya termasuk rasa haus ekstrem, pusing, mual, dan urine gelap.

  • Ketidakseimbangan hormon

Semen terdiri dari banyak hormon, termasuk androgen seperti testosteron dan steroid hormon. Dilansir penelitian dalam Endocrine Regulations, hormon ini membantu melindungi sperma dalam semen untuk bertahan hidup di lingkungan asam vagina.

Usia, diet, dan level aktivitas tubuh memengaruhi tingkat hormon. Gejala ketidakseimbangan hormon juga termasuk hasrat seksual yang berkurang, kesulitan ereksi, rambut rontok, dan sebagainya.

  • Infeksi

Infeksi genital, terutama karena bakteri, memicu perubahan tekstur pada semen. Hal ini terjadi karena infeksi bakteri meningkatkan kadar sel darah putih. 

Penelitian dalam Journal of Assisted Reproduction Genetics menyebutkan infeksi bakteri memicu sperma berkelompok dan lengket satu sama lain. Akhirnya, menjadikan semen jauh lebih tebal.

  • Jarang ejakulasi

Tekstur kental pada semen dapat mengindikasikan kurangnya ejakulasi. Alhasil, semen menjadi lebih kental karena terlalu lama.

Jika penyebabnya adalah hal ini, mengeluarkan semen melalui hubungan intim maupun onani bisa jadi cara mengatasinya.

Air mani seperti jeli saat ejakulasi harusnya bukan masalah serius. Namun, segera dapatkan bantuan dokter ketika mendapati semen kental disertai gejala lain, seperti aroma tidak biasa, sakit ketika ejakulasi, atau ketidaknyamanan lainnya.

Baca Juga: Apakah Air Mani Kedua Bisa Menyebabkan Hamil? Ini Faktanya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya