Bermain dengan mainan seksual (sex toy) sudah biasa menjadi "penyegaran" dan "pelarian" dalam aktivitas seksual pasangan suami istri (pasutri). Akan tetapi, beberapa orang melakukan hal "ekstra", salah satunya dengan menindik organ intim mereka!
"Perlukah?"
Bagai acar di nasi goreng, perlu tidak perlu. Rekaman tindik organ intim paling awal dapat dilihat sekitar 2000 tahun lalu di India di "kitab sakral hubungan seksual", "Kama Sutra". Tindik organ di India, Apadravya, dikatakan dapat "memperpanjang" dan membuat organ intim pria lebih tahan lama.
Bukan hanya di India, ternyata budaya tindik organ intim pun menyebar di Asia Tenggara! Di Indonesia sendiri pun, penjelajah asal Belanda, Anton Willem Niuwenhuis, menuliskan kebudayaan tindik organ intim oleh suku Dayak di pedalaman Kalimantan dalam bukunya, "In Centraal Borneo: reis van Pontianak naar Samarinda" pada 1900.
Saat ini, baik orang biasa atau selebritas di budaya Barat mengadopsi budaya tindik organ intim untuk mempromosikan manfaatnya.
Beberapa pakar tindik organ intim menjanjikan kepuasan seksual dan daya tahan yang lebih lama dengannya. Namun, apakah kamu siap melihat lima konsekuensi ini? Inilah konsekuensi-konsekuensi ini dapat menghantui jika tindik organ intim tidak dilakukan dengan benar.