ilustrasi perempuan hamil (unsplash.com/Camylla Battani)
Sebagaimana banyak fakta biologis lain, ada pengecualian tidak biasa dari kasus meminum sperma yang bisa mengakibatkan kehamilan. Namun, contoh ini sangat jarang dan hanya terjadi pada orang yang memiliki anatomi serta trauma fisik tertentu.
Menurut studi kasus tahun 1988 yang dimuat International Journal of Obstretrics and Gynaecology, ada seorang perempuan berusia 15 tahun dengan vagina yang tidak berfungsi dan tidak bisa melakukan seks penetrasi.
Suatu hari, ia melakukan seks oral dengan seorang pria, dan dinyatakan hamil setelah mengeluhkan sakit di perut bagian bawah. Sembilan bulan kemudian perempuan tersebut melahirkan bayi melalui operasi caesar. Pakar menduga bahwa kehamilan itu disebabkan oleh kondisi tubuhnya yang sempat terluka akibat suatu insiden.
Riwayat kesehatan menunjukkan bahwa gadis itu pernah mendapat luka tusukan di perut karena bertengkar dengan mantan pasangannya. Para peneliti memperkirakan kalau luka tusuk itu merusak saluran pencernaan dan memungkinkan sperma yang tertelan membuahi sel telur.
Namun, kasus tersebut tidak bisa menjadi acuan bagi perempuan yang tidak mengalami trauma fisik sejenis, yang mana sperma dinyatakan tidak dapat membuahi sel telur hanya dari aktivitas oral seks. Lalu apakah minum sperma bisa meningkatkan peluang kehamilan, ini mitos atau fakta?