Pada perempuan, dorongan seks sebetulnya tidak ditentukan oleh waktu seperti pagi atau malam, tetapi lebih mengikuti siklus menstruasi. Melansir Mind Body Green, itu bisa memengaruhi gairah seks, kadar kortisol istirahat, dan suasana hati, yang mana semuanya itu berperan dalam kesiapan dan minat seksual.
Jadi, buat perempuan, waktu terbaik untuk berhubungan seks bukanlah semata-mata pada pagi atau malam hari, tetapi lebih pada waktu dalam siklus bulanan mereka.
Perempuan biasanya akan lebih punya gairah seks yang lebih pada paruh pertama siklus mereka (fase folikel dan ovulasi), yaitu ketika kadar kortisol dan metabolisme lebih rendah (yang berarti mood pun lebih stabil) serta kadar estrogen dan testosteron meningkat (meningkatkan hasrat seksual). Pada masa ini, bisa saja perempuan merasa bergairah sepanjang hari.
Pada paruh kedua siklus (fase luteal dan menstruasi), tubuh memiliki tingkat kortisol istirahat yang lebih tinggi dan penurunan kadar estrogen dan testosteron. Ini dapat meningkatkan kecemasan dan menurunkan hasrat seksual.
Meski demikian, pada fase tersebut terdapat hormon progesteron yang merupakan hormon dengan efek relaksasi. Jadi, dengan catatan bila perempuan tidak sedang mengalami PMS, ini bisa jadi fase di mana seks jadi lebih menyenangkan.
Selain itu, karena peningkatan volume uterus selama minggu menstruasi, tekanan internal pada organ genital juga bisa meningkatkan gairah seks dan membuatnya jadi lebih menyenangkan.
Berbeda halnya dengan laki-laki, melansir Psychology Today, bisa terdapat perbedaan kadar testosteron sebanyak 25 hingga 50 persen pada pagi hari, yang artinya gairah seks dirasakan lebih besar setelah bangun pagi.