ilustrasi perempuan dengan tanda silang di tangan (pexels.com/Anete Lusina)
Selama orang dengan partialism tidak merasa terganggu dengan ketertarikan seksual yang ia miliki dan selama tidak mengganggu atau merugikan orang lain, partialism dapat dianggap sebagai perilaku yang sehat dan bukan merupakan kelainan seksual.
Akan tetapi, bila partialism yang dimiliki seseorang mendorongnya menyebabkan diri sendiri atau orang lain menjadi tertekan atau terluka, itu baru dianggap tidak sehat.
Lebih jelasnya, buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition: DSM-5, yang merupakan buku pegangan para profesional kesehatan di Amerika Serikat dan sebagian besar dunia untuk mendiagnosis gangguan mental, menyatakan bahwa parafilia dan gangguan parafilia itu berbeda.
Dalam buku tersebut, parafilia disebut sebagai minat atau preferensi seksual semata, contohnya adalah partialism. Sementara itu, gangguan parafilia merupakan gangguan yang berkembang dari parafilia. Berdasarkan kriteria DSM-5, parafilia disebut sebagai gangguan parafilia atau kelainan jika menyebabkan:
- Kesulitan dalam minat seksual
- Hasrat atau perilaku seksual yang menyebabkan penderitaan, cedera, atau bahkan kematian orang lain
- Keinginan untuk melakukan tindakan seksual yang melibatkan seseorang yang tidak mau atau tidak mampu memberikan persetujuan (consent) yang sah