Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Heboh Fetish Jarik, Ini Tanda-tanda Kamu Mengalami Pelecehan Seksual

vox.com

Kemarin (29/7), jagat Twitter dihebohkan dengan adanya predator seks berkedok riset akademik. Pelaku bernama Gilang ini memaksa korbannya untuk berbaring telentang dan "dibungkus" dengan kain jarik. Belakangan, diketahui kalau korban tidak hanya satu, terbukti dengan banyaknya korban lain yang berani speak up.

Sering kali kita tidak sadar kalau sedang menjadi korban pelecehan seksual. Untuk melindungi diri sendiri, bekali dirimu dengan pengetahuan penting ini!

1. Mengenal definisi pelecehan seksual lebih dulu

brighthr.com

Menurut definisi dari Equal Employment Opportunity Commission Amerika Serikat, pelecehan seksual didefinisikan sebagai perlakuan seksual yang tidak diinginkan.

Sementara itu, menurut penjelasan dari Universitas Iowa, Amerika Serikat (AS), pelecehan seksual mencakup perilaku tidak diinginkan yang bersifat seksual, yang dilakukan tanpa persetujuan atau dengan kekerasan, intimidasi, paksaan, atau manipulasi.

Inilah cakupan pelecehan seksual, berdasarkan penjelasan dari ReachOut Australia:

  • Menyentuh, meraih, dan melakukan kontak fisik lain tanpa persetujuan.
  • Memberikan komentar yang memiliki makna seksual.
  • Membuat gerakan seksual atau gerakan tubuh sugestif ke arah korban
  • Meminta korban untuk melakukan seks atau memberi bantuan seksual, baik dengan ancaman atau tidak.
  • Menanyakan tentang kehidupan seks korban.
  • Menghina korban dengan komentar seksual.
  • Melirik dan menatap yang memiliki makna seksual.
  • Mengirim pesan teks, gambar, video, atau panggilan telepon yang tidak senonoh.

2. Apa perbedaan pelecehan seksual dan kekerasan seksual?

nytimes.com

Pelecehan seksual dan kekerasan seksual adalah dua hal yang berbeda. Berdasarkan penjelasan dari organisasi anti kekerasan seksual RAINN di AS, pelecehan seksual adalah bentuk perhatian seksual, verbal, dan fisik yang tidak disukai.

Sementara itu, kekerasan seksual mengacu pada kontak atau perilaku seksual yang terjadi tanpa persetujuan korban. Inilah bentuk kekerasan seksual yang perlu dipahami:

  • Memaksa korban untuk melakukan tindakan seksual, seperti seks oral.
  • Melakukan percobaan pemerkosaan.
  • Memaksa melakukan penetrasi ke tubuh korban.

Menurut Women's Center of Marshall University, AS, kekerasan seksual meliputi:

  • Perkosaan: hubungan seksual yang bertentangan dengan keinginan seseorang.
  • Sodomi paksa: seks anal atau oral yang bertentangan dengan keinginan seseorang.
  • Penetrasi objek secara paksa: menembus vagina atau anus seseorang, atau menyebabkan orang itu menembus dirinya sendiri yang berlawanan dengan keinginan orang tersebut.
  • Perkosaan dalam pernikahan (marital rape).
  • Sentuhan seksual yang tidak diinginkan.
  • Kontak seksual dengan anak di bawah umur, baik suka sama suka atau tidak.
  • Kontak seksual yang tidak diinginkan atau dipaksa.
  • Inses: hubungan seksual atau intrusi seksual antara anggota keluarga.

3. Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja

standard.co.uk

Pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja, mulai dari rumah, tempat kerja, atau lingkungan belajar seperti sekolah atau universitas. Menurut survei dari lembaga nonprofit Stop Street Harassment, 35 persen kasus pelecehan seksual terjadi di tempat umum dan 19 persen terjadi di rumah atau lingkungan tempat tinggal.

Sementara, menurut "Catatan Kekerasan terhadap Perempuan Tahun 2018" yang diterbitkan oleh Komnas Perempuan, terjadi 3.915 kasus kekerasan seksual di ranah publik dan komunitas. Sebanyak 1.136 kasus adalah pencabulan, 762 kasus adalah perkosaan, 394 kasus adalah pelecehan seksual, dan 156 kasus adalah persetubuhan.

4. Apa dampak pelecehan seksual bagi korban?

feminisminindia.com

Menurut ReachOut Australia, dampak bagi korban adalah:

  • Merasa stres, cemas, atau tertekan.
  • Menarik diri dari situasi sosial.
  • Kehilangan kepercayaan diri dan harga diri.
  • Memiliki gejala fisik stres, seperti sakit kepala, sakit punggung atau masalah tidur.
  • Menjadi kurang produktif dan tidak dapat berkonsentrasi.

Kalau menurut Ramapo College of New Jersey, AS, korban pelecehan seksual mungkin menderita efek psikologis yang signifikan, seperti cemas, depresi, sakit kepala, gangguan tidur, penurunan atau kenaikan berat badan, mual, penurunan harga diri, dan disfungsi seksual. Sangat mungkin korban mengalami tekanan fisik dan psikologis.

5. Lantas, apa kaitannya dengan fetish?

indiatvnews.com

Berkaitan dengan kasus Gilang yang dikatakan fetish dengan kain jarik, ini merupakan bagian dari praktik seksual bondage. Definisi bondage adalah praktik seksual yang melibatkan mengikat atau menahan pasangan. Praktik ini membutuhkan alat bantu berupa tali atau sejenisnya untuk mengikat pasangan.

Apakah fetish adalah hal yang normal? Menurut Dr. Barry McCarthy, seperti dilansir di laman Health, fetish dianggap sebagai perilaku seksual yang normal dengan catatan tidak melibatkan ancaman, kekerasan, atau paksaan. Fetish juga tidak boleh melibatkan anak-anak, seks publik, atau perilaku merusak diri sendiri, karena bisa dianggap sebagai penyimpangan.

Fetish yang tidak sehat akan mengakibatkan gangguan pada kehidupan sosial, pekerjaan, dan hubungan romantis. Sama seperti hubungan seksual, fetish seharusnya dilakukan dengan mutual respect dan consent atau persetujuan kedua belah pihak.

Nah, itulah pengetahuan singkat seputar pelecehan seksual yang perlu kamu pahami. Semoga kita terlindungi dan tidak menjadi korban, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nena Zakiah
Nurulia R F
3+
Nena Zakiah
EditorNena Zakiah
Follow Us