Seperti dijelaskan sebelumnya, sexting melibatkan platform digital untuk saling berkirim pesan sensual. Layanan kirim pesan ini biasanya memberikan jaminan keamanan data dan riwayat chat, contohnya WhatsApp yang menghadirkan fitur enkripsi end to end.
Namun, adanya perlindungan privasi tersebut, bukan berarti 100 persen aman. Bisa jadi, individu yang menerima pesan, melakukan tindakan kurang bertanggung jawab dengan membocorkan isi sexting. Parahnya, jika terdapat gambar atau video diri yang gak senonoh.
Gak berhenti di sana, sexting, terutama dengan orang asing (atau mantan yang problematic) juga berisiko pemerasan dan intimidasi. Pihak yang gak bertanggung jawab bisa saja mengancam akan menyebarkan isi chat jika keinginannya gak terpenuhi. Misalnya, meminta uang atau menginginkan aktivitas seks lainnya.
Ancaman kekerasan seksual secara digital ini bisa bersifat permanen. Pasalnya, segala sesuatu yang telah diunggah ke internet, sulit dilacak ataupun dihapus.