ilustrasi testis dan penis (pexels.com/Deon Black)
Jika ada ukuran normal testis, lantas bisakah organ tersebut menyusut? Menariknya, hal ini bisa saja terjadi. Alasan paling umum adalah faktor U alias usia. Ketika memasuki usia lanjut, tubuh umumnya mengalami penurunan produksi hormon testosteron.
Akhirnya, testis pun mengalami penyusuturan yang biasa disebut atrofi testis, sebagaimana dicantumkan publikasi dalam jurnal Molecular Imaging and Biology. Namun, perubahannya tidak tiba-tiba, biasanya berproses dan nyaris tidak teramati.
Atrofi testis mungkin diikuti tanda-tanda, seperti penurunan libido dan pengurangan massa otot. Jika kondisi tersebut akibat penuaan, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Namun, ada juga kondisi medis yang menyebabkan individu mengalami atrofi testis. Di antaranya sebagai berikut:
- Penyakit menular seksual seperti gonore dan sifilis
- Gondongan, tuberkulosis, dan infeksi virus pada testis
- Trauma benturan tumpul pada testis.
Penyusutan testis akibat penyakit tertentu biasanya diiringi oleh gejala lain. Maka dari itu, kamu perlu memperhatikan kondisi kesehatan secara berkala untuk mengetahui perbedaannya.
Alasan lain mengapa testis menyusut adalah faktor suhu. Suhu rendah yang cenderung dingin memungkinkan testis tampak lebih kecil. Namun, hal ini berlangsung sementara dan tidak memengaruhi ukuran testis itu sendiri.
Mekanisme menyusutnya testis ketika menghadapi suhu dingin dikenal dengan retraksi kremaster. Prosesnya terjadi ketika testis ditarik lebih dekat ke tubuh sementara untuk mendapatkan kehangatan dan mempertahankan suhu normal demi produksi sperma.