ilustrasi pria (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Agar berfungsi dengan baik, sistem reproduksi pria dibantu oleh beberapa hormon penting. Hormon follicle-stimulating hormone (FSH), misalnya, membantu memproduksi sperma. Ada juga luteinizing hormone (LH) dan testosteron yang membantu mengembangkan kekuatan otot hingga gairah seks.
Proses reproduksi pria dimulai ketika masa pubertas, saat sel sperma mulai diproduksi. Kemudian, sel sperma bergerak ke epididimis untuk menyelesaikan pertumbuhannya. Sperma yang sudah matang akan menuju vas deferens atau saluran sperma.
Setelah itu, sperma akan bercampur dengan cairan keputihan yang disebut air mani. Ketika orgasme terjadi, otot-otot di sekitar vas deferens dan duktus ejakulatorius akan berkontraksi kuat. Otot-otot tersebut mendorong air mani keluar dari tubuh melalui uretra di penis. Proses inilah yang disebut ejakulasi.
Jadi, saluran reproduksi pria terdiri dari bagian luar dan dalam. Setiap organ bekerja secara harmonis untuk menjalankan fungsi biologis yang krusial. Ini mulai dari memproduksi sperma yang terus-menerus di testis hingga perjalanannya melalui serangkaian saluran yang kompleks.
Referensi
“Male Reproductive System”. Cleveland Clinic. Diakses September 2025.
“Male Reproductive System (Parents)”. KidsHealth. Diakses September 2025.