10 Episode Terbaik Serial Doctor Who, Wajib Ditonton Ulang!

"Blink" merupakan salah satu episode yang paling ikonik dan sering diingat oleh para penggemar. Dalam episode ini, penonton diajak untuk mengikuti petualangan Sally Sparrow (Carey Mulligan) yang—atas instruksi The Doctor (David Tennant)—berhadapan dengan Weeping Angels, makhluk misterius yang bisa bergerak dengan sangat cepat ketika tidak diamati. Dengan plot yang penuh teka-teki, episode ini berhasil memenangkan berbagai penghargaan dan diakui sebagai salah satu episode terbaik dalam sejarah Doctor Who.

Memperingati setengah abad serial Doctor Who, episode "The Day of the Doctor" hadir sebagai karya yang monumental. Dalam episode spesial ini, kita disuguhkan dengan petualangan yang melintasi waktu dan ruang, menggabungkan tiga Doctor yang diperankan oleh Matt Smith, David Tennant, dan John Hurt. Mereka berkolaborasi dalam sebuah misi untuk menyelamatkan Gallifrey, planet asal mereka. Penuh dengan aksi dan emosi!

Episode "Heaven Sent" menampilkan perjuangan soliter The Doctor yang diperankan oleh Peter Capaldi. Terjebak dalam siklus waktu yang berulang, sang Time Lord menghadapi tantangan sambil berduka atas kematian Clara Oswald (Jenna Coleman), sang asisten, di sebuah kastil yang penuh misteri dan simbolisme. "Heaven Sent" tak hanya sekadar episode, tetapi juga sebuah perjalanan epik yang mengeksplorasi sejumlah tema personal, seperti kesendirian, ketabahan, dan penebusan.

Apa jadinya jika maestro lukis seperti Vincent van Gogh pergi ke masa depan? Jawabannya dapat kamu temukan dalam "Vincent and the Doctor". Dalam episode ini, The Doctor (Matt Smith) dan Amy Pond (Karen Gillan), asistennya, pergi ke masa lalu guna berbicara dengan van Gogh (Tony Curran) mengenai misteri di balik lukisannya yang berjudul The Church at Auvers.

Puncak dari episode ini adalah ketika The Doctor membawa Vincent ke masa depan untuk menunjukkan betapa berharganya karya-karyanya bagi dunia. Adegan ini berhasil membuat banyak penonton terharu, sekaligus memberikan pesan bahwa apresiasi dan pengakuan terhadap seseorang bisa memiliki dampak yang sangat besar.

Episode "The Girl in the Fireplace" dalam Doctor Who menggabungkan elemen romansa dan misteri dengan latar belakang sejarah yang kaya. Dalam episode ini, The Doctor (David Tennant) berjumpa dengan Madame de Pompadour (Sophia Myles) di Prancis abad ke-18, mengungkap hubungan yang terjalin di antara mereka selama ini. Selain intrik sejarah dan romansa yang memikat, “The Girl in the Fireplace” juga menghadirkan salah satu karakter antagonis yang paling unik, yakni Clockwork Droids, yang menambah ketegangan pada cerita.

Selain standalone episode, Doctor Who juga terkenal dengan dengan saga dua bagian yang memesona. Format ini memberikan kedalaman naratif dan pengembangan karakter yang lebih luas, seperti yang terlihat dalam "Silence in the Library" dan "Forest of the Dead". Dua episode tersebut mengajak penonton ke perpustakaan seukuran planet, di mana Vashta Nerada, makhluk menakutkan yang bersembunyi dalam bayangan, muncul sebagai antagonis utama yang mengancam The Doctor (David Tennant).

Dalam episode ganda ini, The Doctor (David Tennant) terpaksa menjadi manusia untuk bersembunyi dari kelompok pemburu alien, Family of Blood, di sebuah sekolah di Inggris tahun 1913. Perubahan ini membawa konflik batin yang intens saat dirinya, yang kini bernama John Smith, harus memilih antara hidup sederhana atau kembali ke identitas aslinya. Dengan aksi, emosi, dan narasi yang memikat, tak mengherankan jika "Human Nature" dan "The Family of Blood" dianggap sebagai salah satu episode terbaik dalam sejarah Doctor Who.

Rasanya tak berlebihan jika menyebut "The Empty Child" dan "The Doctor Dances" sebagai episode dengan nuansa horor terkental dalam Doctor Who. Dalam segmen ini, The Doctor (Christopher Eccleston) dan asistennya, Rose Tyler (Billie Piper), terjerumus ke dalam misteri anak kecil dengan topeng gas di tengah Perang Dunia II. Bersama dengan Kapten Jack Harkness (John Barrowman) yang karismatik, mereka harus mengungkap teka-teki yang mengancam kota, sambil berusaha menghentikan wabah mengerikan yang mengubah manusia menjadi makhluk tanpa wajah.

Dengan latar belakang Mars yang gersang dan misterius, "The Waters of Mars" berhasil menyajikan cerita yang gelap namun mendalam. Alkisah, The Doctor (David Tennant) tiba di Mars pada tahun 2059, dan menemukan kalau pangkalan di sana sedang terancam oleh virus mematikan yang berasal dari air di planet tersebut. Episode ini mengeksplorasi dilema moral The Doctor, saat ia harus memutuskan apakah akan mengubah sejarah dengan menyelamatkan kru atau membiarkan mereka mati demi menjaga garis waktu.

Sebagai penutup, ada "World Enough and Time" dan "The Doctor Falls" yang menawarkan sebuah pengalaman sinematik yang epik. Episode ganda ini menghadirkan perubahan Bill Potts (Pearl Mackie), asisten The Doctor (Peter Capaldi), menjadi Cyberman, makhluk besi yang tak kenal belas kasihan. Transformasi ini tak hanya mengejutkan tetapi juga menyentuh, sebab Bill tetap mempertahankan esensi kemanusiaannya meski dalam wujud yang baru.

Klimaks dari "The Doctor Falls" menyuguhkan pertempuran sengit yang mempertaruhkan nasib umat manusia. Pengorbanan The Doctor, yang diperankan dengan brilian oleh Peter Capaldi, menegaskan nilai-nilai keberanian dan pengorbanan. Hal ini menjadikannya penutup sempurna bagi era Doctor ke-12 tersebut.

Tentu saja, sepuluh episode tersebut hanyalah sebagian kecil dari kisah-kisah luar biasa yang telah Doctor Who tawarkan. Musim keempat belasnya, yang akan tayang pada 11 Mei mendatang di Disney+, diharapkan akan semakin memperkaya koleksi momen ikonik serial ini. Sambil menunggu episode barunya setiap minggu, tak ada salahnya untuk bernostalgia dengan episode-episode klasik Doctor Who di atas.