Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Fakta Katniss Everdeen, Karakter Ikonik The Hunger Games

cuplikan adegan Katniss Everdeen (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 2)
cuplikan adegan Katniss Everdeen (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 2)

Siapa yang masa remajanya suka banget nonton film The Hunger Games (2012)? Yap, film ini diadaptasi dari serial buku distopia remaja yang sangat populer pada masanya. Gak hanya kisahnya yang seru, buku ini juga punya banyak karakter menarik di setiap halamannya.

The Hunger Games menghadirkan beberapa perempuan tangguh, seperti Johanna Mason, seorang pemenang dari Distrik 7, dan Presiden Alma Coin, pemimpin Distrik 13 yang sangat kontroversial. Namun, karakter perempuan yang paling menonjol adalah Katniss Everdeen, karakter utama dan narator dari serial tersebut.

Pemanah perempuan dari Distrik 12 ini sangat tangguh dan berani. Ia mencuri hati semua pembaca dan penonton saat menjadi sukarelawan untuk menggantikan adik perempuannya, Primrose, dalam pertandingan Hunger Games. Nah, karena keberaniannya inilah Katniss dipertemukan sesama peserta lainnya, Peeta, yang nantinya akan menjadi cinta sejatinya.

Uniknya, pertandingan Hunger Games ini justru berubah menjadi pemberontakan berkat ketenaran Katniss Everdeen sendiri. Seperti yang mungkin kamu tahu, Katniss dikenal sebagai Girl on Fire. Julukan ini menggambarkan betapa membaranya semangat seorang Katniss. Diperankan oleh Jennifer Lawrence, berikut ini kita akan membahas kisah menarik seorang Katniss Everdeen yang jarang diketahui.

1. Bagaimana karakter Katniss Everdeen tercipta?

cuplikan adegan Katniss Everdeen dalam The Hunger Games (dok. Color Force/The Hunger Games)
cuplikan adegan Katniss Everdeen dalam The Hunger Games (dok. Color Force/The Hunger Games)

Penulis buku trilogi The Hunger Games, Suzanne Collins, sudah punya ide ceritanya terlebih dahulu, sebelum ia mengembangkan karakter-karakter di dalam ceritanya. "Katniss muncul segera setelah saya mendapatkan ide itu," ungkapnya kepada The New York Times pada 2018. Ia lalu memilih busur panah sebagai senjata ikonik untuk karakter Katniss Everdeen. 

Nama Katniss Everdeen sendiri muncul saat Suzanne Collins melakukan penelitian untuk The Hunger Games. Soalnya, ia gak sengaja melihat tanaman mata panah (kentang rawa) yang disebut Katniss. Ia bilang, tanaman itu mencerminkan karakter yang sedang ia kembangkan.

Suzanne Collins juga awalnya gak bermaksud menulis trilogi tersebut dari sudut pandang orang pertama. Seperti buku The Underland Chronicle, ia berencana untuk menulis dari sudut pandang orang ketiga. Namun, ia merasa kalau Katniss mengambil alih. "Aku duduk untuk mengerjakannya dan halaman pertama ditulis dengan sudut pandang orang pertama," kata penulis tersebut. "Ia berkata, 'Minggirlah, ini ceritaku yang harus kuceritakan.' Jadi, aku biarkan ia mengerjakannya."

2. Siapa yang mengajari Katniss Everdeen memanah?

cuplikan adegan Katniss Everdeen dalam The Hunger Games (dok. Color Force/The Hunger Games)
cuplikan adegan Katniss Everdeen dalam The Hunger Games (dok. Color Force/The Hunger Games)

Buat kamu yang belum tahu, Katniss Everdeen sebenarnya belajar memanah dari ayahnya. Yap, kamu gak tahu karena hal ini gak diceritakan dalam buku atau filmnya. Kisah ini bermula ketika ayah Katniss bekerja di tambang batu bara di Pegunungan Appalachian seperti banyak warga lainnya di Distrik 12, akan tetapi, upahnya gak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Jadi, agar ia dan keluarganya bisa makan cukup, ia pun berburu di hutan dekat distrik tersebut.

Terkadang ayahnya mengajak Katniss berburu. Ayahnya mengajarkan Katniss bagaimana memilih tanaman yang aman untuk dimakan dan cara berburu yang benar dengan busur panah. Nah, dari sinilah Katniss mempelajari keterampilan penting yang gak dipelajari anak-anak seusianya. Ayahnya bahkan mengajaknya ke danau, mengajarinya cara berenang dan mencari tanaman yang bisa dimakan.

Keterampilan survival seperti ini ternyata sangat bermanfaat bagi Katniss saat ia mengikuti Hunger Games. Dalam Olimpiade pertamanya, yang ke-74, Katniss menggunakan keterampilan ini untuk mencari makan dan bertahan hidup sendiri. Lalu, kemampuan berenangnya sangat berguna dalam rangkaian pembukaan Olimpiade ke-75, yaitu Quarter Quell.

3. Katniss Everdeen menjadi tulang punggung keluarga

cuplikan adegan Katniss Everdeen dan adiknya, Primrose (dok. Color Force/The Hunger Games)
cuplikan adegan Katniss Everdeen dan adiknya, Primrose (dok. Color Force/The Hunger Games)

Saat 11 tahun, ayah Katniss meninggal dunia dalam kecelakaan tambang yang tragis. Ada sebuah ledakan yang menewaskan banyak pekerja dari Distrik 12, termasuk ayah Katniss dan ayah Gale. "Tidak ada yang bisa dikubur," kata Katniss dalam The Hunger Games.

Setelah ayahnya meninggal, Katniss tinggal dengan ibu dan adik perempuannya, Primrose atau dipanggil Prim. Namun, sang ibu mengalami depresi berat setelah suaminya meninggal. Sebelum menikah dengan ayahnya, ibunya tinggal di bagian Distrik 12 yang lebih makmur, tapi setelah menikah, ia ikut suaminya dan pindah ke Seam, daerah termiskin di distrik tersebut.

Nah, karena depresi ibunya semakin parah, Katniss pun menjadi satu-satunya orang yang diandalkan dalam keluarga. Ia merawat ibu dan adiknya serta mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Katniss memanfaatkan keterampilan berburu yang diajarkan ayahnya untuk mencari makan. Ia sering berburu ke hutan dengan menggunakan busur panahnya untuk menangkap binatang buruan. Sebagian buruan tersebut dikonsumsi keluarganya, dan sebagian lagi dijual. Katniss biasanya menjual daging dan tanaman ke warga Distrik 12, termasuk walikota Distrik 12, Walikota Undersee.

4. Bagaimana Katniss Everdeen mendapat pin mockingjay?

cuplikan adegan Katniss memberikan pin mockingjay ke adiknya (dok. Color Force/The Hunger Games)
cuplikan adegan Katniss memberikan pin mockingjay ke adiknya (dok. Color Force/The Hunger Games)

Kamu tahu pin mockingjay yang dimiliki Katniss dalam film? Nah, sebenarnya, apa yang diceritakan dalam film ternyata berbeda dari buku. Dalam film The Hunger Games, diceritakan kalau Katniss berada di The Hob, pasar gelap Distrik 12, pada pagi hari reaping (hari pengundian nama untuk bertanding dalam Hunger Games). Saat bertukar bola yang terbuat dari benang wol dengan Greasy Sae (yang diperankan Sandra Ellis Lafferty), yang merupakan seorang perempuan tua, Katniss gak sengaja melihat pin mockingjay.

Nah, karena tertarik, Katniss ingin membelinya dan bertanya berapa harganya. Namun, perempuan tua itu justru memberikan pin mockingjay kepada Katniss secara cuma-cuma. Katniss pun memberikan pin tersebut kepada Primrose alias Prim (yang diperankan Willow Shields), sebagai pin keberuntungan agar adiknya selalu dilindungi. Namun, saat Katniss mengajukan diri untuk menggantikan Prim karena terpilih sebagai peserta Hunger Games, Prim memberikan pin mockingjay itu ke kakaknya sebagai bentuk perpisahan mereka.

Nah, cerita dibukunya justru berbeda, nih. Setelah reaping (pengundian nama peserta Hunger Games), beberapa pejabat kota datang untuk menjemput Katniss dan membawanya pergi. Selain keluarganya dan Gale, ayah Peeta dan Madge Undersee, putri walikota, juga datang.

Sementara itu, ayah Peeta Mellark berjanji kepada Katniss kalau dia akan menjaga adiknya, Prim. Selain itu, Madge membawa hadiah berupa pin mockingjay yang nantinya akan menjadi simbol pemberontakan. Madge meminta Katniss untuk memakai pin tersebut sebagai simbol distriknya di arena.

5. Pengaruh Katniss Everdeen sangat besar dan bisa menyebabkan pemberontakan skala besar

cuplikan adegan video propaganda Peeta Mellark (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 1)
cuplikan adegan video propaganda Peeta Mellark (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 1)

Semua orang mengakui pengaruh besar Katniss Everdeen terhadap Panem. Presiden Coriolanus Snow pun menyadari tindakan berbahaya Katniss bagi negaranya. Di sisi lain, dalam bukunya, Kepala Pembuat Hunger Games, Seneca Crane dibunuh oleh Capitol, karena ia dianggap berkhianat dan dimanipulasi oleh peserta Distrik 12 dan membiarkan mereka meninggalkan arena hidup-hidup sebagai pemenang dalam Hunger Games ke-74. Tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh beberapa distrik karena mencetuskan aksi pemberontakan di seluruh negeri.

Dalam The Hunger Games: Mockingjay — Part 1 (2014), setelah Hunger Games ke-75 berakhir, Capitol berusaha memadamkan semangat Katniss, terutama gagasan-gagasan yang menyertainya. Capitol pun menekan Peeta dengan merekam pernyataan untuk meminta Katniss mempertimbangkan kembali apa yang sedang terjadi dan mencari tahu niat orang-orang di sekitarnya. Tujuan Capitol menggunakan Peeta adalah untuk menghancurkan semangat Katniss dan pengaruhnya yang kuat bagi masyarakat. 

6. Masa depan negaranya berada di pundak Katniss Everdeen

cuplikan adegan Katniss Everdeen dan Peeta Mellark (dok. Color Force/The Hunger Games: Catching Fire)
cuplikan adegan Katniss Everdeen dan Peeta Mellark (dok. Color Force/The Hunger Games: Catching Fire)

Presiden Coriolanus Snow menjelaskan kepada Katniss bahwa ia harus bertanggung jawab untuk meredakan tanda-tanda pemberontakan di distrik-distrik. Sebelum Katniss berangkat untuk Tur Kemenangannya dalam The Hunger Games: Catching Fire (2013), Katniss menyempatkan diri bertemu dengan Presiden Snow untuk menjelaskan tindakannya saat pertandingan Hunger Games. Pasalnya, warga menganggap tindakan Katniss di akhir pertandingan, terutama saat Katniss gak mau membunuh Peeta dan rela mati bersama dalam pertandingan, dianggap sebagai tindakan pembangkangan.

Nah, disinilah Presiden Snow menekan Katniss kalau dia melakukan hal itu karena mencintai Peeta bukan sebagai tindakan pembangkangan. Presiden Snow bahkan mengancam akan menyakiti Katniss dan keluarga Gale jika Katniss gak mau mengikuti arahannya. Sayangnya, meskipun Katniss dan Peeta menggembar-gemborkan hubungan mereka ke publik, pemberontakan tetap terjadi.

Setelah Hunger Games ke-75, masa depan negaranya ada di pundak Katniss Everdeen. Katniss menjadi simbol pemberontakan. Selain itu, Katniss juga diminta untuk membuat video propaganda dan dipilih untuk membunuh Presiden Snow di saat-saat terakhir Mockingjay, yang menunjukkan betapa besarnya tekanan yang dialami Katniss.

7. Katniss Everdeen mengingatkan Presiden Snow dengan masa lalunya

cuplikan adegan Presiden Snow (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 2)
cuplikan adegan Presiden Snow (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 2)

Dalam prekuel The Hunger Games: The Ballad of Songbirds and Snakes (2023), penonton dikasih tahu tentang kehidupan awal Coriolanus Snow, laki-laki yang dikenal sebagai Presiden Snow. Prekuel ini mengikuti kisahnya saat ia menjadi mentor dalam Hunger Games ke-10. Gak hanya itu, Snow berjuang mati-matian agar mendapatkan beasiswa untuk kuliah.

Coriolanus Snow terlahir di bawah garis kemiskinan. Keluarganya melarat ketika Distrik 13 dibom selama perang pertama. Jadi, untuk mendapatkan beasiswa, dia harus menjadi mentor yang baik. Sayangnya, dia menjadi mentor dari perempuan tangguh dari Distrik 12, yaitu Lucy Gray Baird. 

Lucy Gray Baird sendiri punya pengaruh yang sama terhadap Panem, mirip seperti Katniss. Lucy Gray sangat menonjol dan membuat mentornya, Coriolanus Snow, berada dalam posisi berbahaya. Lucy Gray dan Katniss adalah peserta perempuan dari Distrik 12 yang secara gak sengaja punya pengaruh besar bagi warga Panem.

8. Katniss Everdeen menderita PTSD

cuplikan adegan saat Katniss Everdeen mengalami mimpi buruk (dok. Color Force/The Hunger Games: Catching Fire)
cuplikan adegan saat Katniss Everdeen mengalami mimpi buruk (dok. Color Force/The Hunger Games: Catching Fire)

Dikutip Wired, para psikiater bilang kalau karakter Katniss Everdeen memenuhi lima kriteria sebagai pengidap gangguan stres pascatrauma atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Setelah mengikuti pertandingan Hunger Games pertama, Katniss sering mengalami mimpi buruk seputar trauma yang dialaminya. Mimpi buruk tersebut berupa gambaran dari peserta lain atau rintangan yang dihadapinya. Mimpi buruk ini berlanjut di Victory Tour, hingga membuat Peeta khawatir dengan Katniss. 

Saat diumumkan bahwa Hunger Games ke-75 akan membawa Katniss kembali ke arena pertandingan, Katniss ngamuk. Dia meluapkan emosinya dengan berteriak. Lalu, Katniss mengunjungi rumah Haymitch dan minum bersama, meratapi apa yang akan terjadi dan membuat perjanjian untuk menyelamatkan Peeta. Namun, ketika pertandingan selesai, Katniss dibawa keluar dari arena pertandingan dan dibawa ke Distrik 13, sementara Peeta diculik oleh Capitol.

Trauma Katniss berlanjut di Mockingjay. Gak hanya itu, Katniss juga masih berduka atas kematian adik perempuannya, Primrose, terutama saat dia tahu kalau Gale mungkin saja terlibat. Dalam epilog, Katniss bilang kalau mimpi buruknya gak akan pernah hilang, yang berarti ia sangat terluka dari pengalaman yang pernah dialaminya.

9. Katniss menata kehidupan baru setelah perang

cuplikan Katniss Everdeen dan bayinya (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 2)
cuplikan Katniss Everdeen dan bayinya (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 2)

Meski mengalami trauma, Katniss Everdeen berhasil menyembuhkan diri setelah perang. Setelah diadili atas pembunuhan Presiden Alma Coin, Katniss dibebaskan dan diasingkan di Distrik 12. Peeta pun kembali beberapa hari kemudian. Dengan bantuan Dr. Aurelius, seorang dokter yang merawatnya, Katniss kembali menjalani rutinitasnya, seperti berburu, kembali ke hobi lamanya, dan mencoba memulai hidup baru.

Dengan bantuan orang-orang di sekitarnya, Katniss menulis buku untuk menghormati mereka yang gugur dan anggota keluarganya, beserta foto dan kenangan yang ditulisnya dengan pensil. Katniss bilang kalau orang-orang yang gugur karena Hunger Games gak akan hilang ditelan waktu.

Di samping itu, Katniss dan Peeta memulai hidup bersama. Keduanya akhirnya memiliki dua anak, dan tinggal di Distrik 12, yang telah beralih dari pertambangan batu bara menjadi produksi obat-obatan.

10. Jennifer Lawrence awalnya terbebani dengan karakter Katniss Everdeen

cuplikan adegan yang diperankan Jennifer Lawrence sebagai Katniss Everdeen (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 2)
cuplikan adegan yang diperankan Jennifer Lawrence sebagai Katniss Everdeen (dok. Color Force/The Hunger Games: Mockingjay Part 2)

Gary Ross, sutradara The Hunger Games, tahu betul kalau Jennifer Lawrence sangat cocok memerankan Katniss Everdeen. "Saat dia (Jennifer Lawrence) membacakan naskah di depan saya, ia membuat saya terkesima," ungkapnya kepada Entertainment Weekly.

"Kami membuat satu adegan dari film itu dan itu sangat memukau." Suzanne Collins setuju dengan hal tersebut. "Saya melihat Jennifer punya kualitas untuk memerankan Katniss."

Biarpun sutradara dan penulisnya cocok dengan akting Lawrence, Lawrence justru ragu saat mengambil peran tersebut. Namun, ibu Lawrence meyakinkannya untuk mengikuti audisi tersebut. Pasalnya, nama Jennifer Lawrence saat itu belum setenar sekarang.

Jennifer Lawrence mengaku menikmati perannya, tetapi perannya ini justru kebawa ke kehidupan aslinya. Dalam pemutaran perdana The Hunger Games: Mockingjay — Part 2 di New York City, Jennifer Lawrence membahas karakter tersebut. "Dia (Katniss Everdeen) mengambil alih kepemimpinan ini."

Hal yang bisa kita petik dari karakter Katniss Everdeen adalah dia menunjukkan kepada kita seperti apa itu pahlawan sebenarnya. Katniss punya banyak kekurangan, tetapi ia realistis. Kita melihatnya sebagai perempuan yang rentan, tetapi ia sangat tangguh dan berani. Ia juga menyadarkan kita untuk berpikir lebih kritis dan terbuka.

Gak hanya itu, Katniss Everdeen beserta serial The Hunger Games seolah-olah menyindir iklim sosial politik di Amerika Serikat. Baru-baru ini, Katniss Everdeen kembali viral dan dikatikan dengan genosida di Gaza, di mana Katniss gak takut melawan kejahatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us