10 Kelebihan & Kekurangan Maze Runner: The Death Cure, Sekuel Akhir!

Sebagai film aksi fiksi ilmiah yang menyasar millennials, kamu tentu tahu kalau cast film Maze Runner didominasi para bintang-bintang muda memesona.

Mulai dari Dylan O'Brien, Thomas Brodie-Sangster, Ki Hong Lee, sampai Kaya Scodelario. Dengan akting yang mumpuni dan wajah-wajah segar mereka, kita jadi makin enjoy nontonnya.

Wes Ball sang direktor menunjukkan kepiawaiannya dalam membawa Maze Runner: The Death Cure semakin mantap dari segi aksi. Kamu bakal dibuat terpukau dan deg-degan dengan sejumlah adegan-adegan sulit memicu adrenalin sepanjang film!

Konon, salah satu adegan berisiko ini yang menyebabkan Dylan pemeran Thomas sampai cedera parah lho!

Seperti kamu tahu di dua film sebelumnya, Maze Runner selalu mempersembahkan efek dan pemandangan yang memanjakan mata. Mulai dari labirin misterius, sampai kota mati yang ditutupi gurun pasir.

Sekarang di film terakhir, kamu akan dibuat terpukau dengan "Last City" kota peradaban terakhir yang begitu mutakhir. Selain itu, berbagai efek ledakan dan peperangan yang terjadi juga bikin melongo.

Yup! Spoiler alert! Kamu bakal menemukan sejumlah tokoh yang terpisah-pisah dalam dua film sebelumnya. Bahkan, kamu akan bertemu dengan tokoh yang dianggap sudah mati dari film pertama. Surprise besar buat para penonton!

Siap-siap bagi kamu yang sudah mengikuti hubungan indah yang terjalin antara Thomas, Newt, Minho, Frypan dan Teresa sejak film pertama. Bakal banyak kejadian yang bikin kamu baper, bahkan meneteskan air mata!

Persahabatan dan kasih sayang di antara mereka didukung chemistry kuat antar para pemeran di dunia nyata. Menggerakkan hati deh.

Dalam beberapa adegan kamu akan menemukan kejanggalan, seperti pintu dan jendela kaca tahan peluru, tapi pecah ketika ditabrak tubuh manusia. Di kedua film awal virus flare ditularkan lewat gigitan, namun belakangan lewat udara. Ketidakkonsistenan seperti ini akan kerap kamu temukan di sepanjang film.

Salah satu contohnya saat Thomas dan teman-teman berusaha masuk ke dalam benteng "Last City" yang tak pernah bisa ditembus oleh para pemberontak. Namun, ternyata Lawrence sang kepala pemberontak punya jalan tersembunyi untuk menyusupkan Thomas dan kawan-kawannya ke sana.

Kenapa tidak dipakai buat gerilya saja ya sejak dulu? Hmmm...

Bahkan beberapa adegan yang terasa mirip sinetron deh. Sudah mau tamat atau mati, eh gak jadi atau diselamatkan oleh hal lain. Begituuu aja terus sampai film hampir berakhir. Gak heran kalau penonton dibuat geregetan karenanya.

Sejak awal Thomas yang diperankan Dylan O'Brien adalah jagoan utama kita yang menjadi pusat dari saga tiga babak ini. Dia adalah kunci dari seluruh tragedi di dunia Maze Runner.

Namun sejak film pertama hingga sekarang ia tak mengalami perkembangan karakter berarti. Masih sering bingung dan tak bisa memilih secara bijak. Hanya bagaikan jagoan pasaran untuk memproyeksikan diri penonton dalam film tersebut.

Ending dari film terakhir yang dinanti-nantikan ini terkesan anyep. Semua perjuangan Thomas dan kawan-kawan sepanjang film dan dua film sebelumnya seolah dikubur begitu saja dengan penyelesaian yang naif.

Kita seolah tidak diberi penyelesaian yang menentramkan pikiran. Akhir cerita tak perlu selalu harus happy ending, tetapi bisa memberikan jawaban dan penutup yang memberi tujuan. Hal itu tak didapatkan dari Maze Runner: The Death Cure.

Itulah tadi 10 kelebihan dan kekurangan Maze Runner: The Death Cure, sekuel terakhir yang telah lama dinanti-nantikan. Sampai saat ini film garapan Wes Ball ini meraup mixed review alias penilaian beragam. Yang pasti, kamu harus nonton di bioskop, sayang banget visual dan sound keren film ini kalau gak kamu nikmati di layar lebar.