Beberapa rumah produksi film dan series Indonesia, kini lebih berani untuk menghadirkan atau mengangkat tentang isu-isu sosial. Salah satunya adalah tentang dunia politik, yang dianggap oleh beberapa orang kurang baik, karena berbagai hal.
Uniknya, kini muncul karakter-karakter politisi licik yang diperankan aktor ternama, di film dan series. Ikut menyuarakan tentang kritik, berikut ulasannya.
Arswendy Beningswara, memerankan karakter Purnawinata di Autobiography (2023). Setelah pensiun sebagai polisi, dia memilih untuk terjun ke dunia politik dengan cara mencalonkan diri sebagai bupati.
Tidak mau kalah atau tidak mau dikritik, Purnawinata berani membunuh orang-orang yang membencinya hingga menghalalkan berbagai cara, agar mimpi menjadi seorang bupati bisa tercapai.
Autobiography berhasil menjadi film Indonesia yang cukup mencuri perhatian Internasional. Bahkan film yang diarahkan Makbul Mubarak ini mendapat penghargaan Festival Film Venesia 2022 dan Festival Film Adelaide 2022. Arswendy Beningswara sendiri, merupakan aktor yang sukses dengan Before, Now & Then (2022) dan Guru-guru Gokil (2020).
Kedua adalah Rio Dewanto di Gelas Kaca, yang sukses memerankan karakter Raka. Dia adalah salah satu calon gubernur, yang sedang diusung oleh salah satu partai besar. Demi melancarkan misinya untuk menjadi gubernur, dia rela memfitnah sang istri hingga melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum, yang membahayakan banyak orang.
Gelas Kaca, menceritakan tentang sebuah tangga dari politisi ternama bernama Raka. Mengangkat isu tentang terselingkuhan, korupsi, permainan licik di dunia politik hingga ilmu parenting. Bagi Rio Dewanto sendiri, ada cukup banyak film yang telah berhasil dia bintangi. Sebut saja seperti Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020) dan Sianida (2021).
Terbaru Lukman Sardi di Zona Merah, yang tengah tayang sejak 8 November 2024. Di series ini, Lukman Sardi memerankan karakter bupati bernama Zaenal. Telah berkuasa selama dua puluh tahun di perpolitikan, Zaenal rupanya memiliki cacatan kelicikan yang cukup banyak. Seperti penculikan, kerja paksa, melanggar aturan usaha hingga korupsi yang merajalela.
Zona Merah, menceritakan tentang seorang perempuan yang berjuang untuk mencari keberadaan adiknya. Hal ini, membuat dia harus terjebak dengan penguasa licik hingga mayat hidup yang siap menerornya. Selain Zona Merah, Lukman telah sukses dengan beberapa judul film seperti Sang Pencerah (2010) dan Teluh Darah (2023).
Film atau series di atas, tidak bermaksud untuk menyudutkan hingga menjelakan lembaga tertentu. Namun tentunya, sebuah kritik yang dikemas dalam karya, akan mudah diterima.