Dalam sepanjang Konohagakure didirikan, desa dari Negara Api ini sudah memiliki tujuh Hokage. Mereka adalah Hashirama Senju, Tobirama Senju, Hiruzen Sarutobi, Minato Namikaze, Tsunade Senju, Kakashi Hatake, dan Naruto Uzumaki. Tentu saja, ketujuh Hokage ini adalah ninja yang sangat kompeten sehingga mereka layak diangkat menjadi Hokage.
Meski begitu, 3 dari 7 ninja yang pernah menjadi Hokage ini mati karena melindungi desa. Siapa saja? Simak ulasan berikut.
Tobirama mungkin terkenal dengan kebencian yang mendalam terhadap klan Uchiha. Meski begitu, dirinya tetap seorang Hokage yang akan mengorbankan nyawanya demi melindungi desa. Bahkan, Tobirama juga memiliki seorang Uchiha dalam timnya pada Perang Shinobi Pertama.
Pada Perang Shinobi Pertama, Tobirama dan timnya harus menghadapi situasi yang sulit. Dirinya berhasil dikepung oleh ninja dari Kumogakure yang dipimpin oleh Kinkaku. Jika Tim Tobirama memaksakan untuk bertarung, mereka akan mati sia-sia.
Karena itu, Tobirama bersama anak buahnya berdiskusi untuk menentukan siapa yang akan menjadi umpan, sementara sisanya melarikan diri. Sempat terjadi perdebatan antara Danzo dengan Hiruzen. Danzo pada awalnya ingin mengorbankan diri demi desa, tetapi dirinya terlalu takut untuk melakukan hal tersebut.
Ketika Danzo dilanda ketakutan, Hiruzen mengajukan diri untuk menjadi umpan. Meski begitu, Tobirama tidak ingin mengorbankan masa depan Konoha. Karena itu, Tobirama memutuskan untuk dirinya sendiri yang menjadi umpan demi melindungi murid-muridnya. Alhasil, Tobirama dibunuh oleh Kinkaku, sementara Hiruzen ditunjuk untuk menjadi penerus Tobirama sebagai Hokage Ketiga.
Sebagai ninja termuda yang pernah menjadi Hokage, Hiruzen menjadi Hokage dengan masa jabatan paling lama. Selama masa jabatannya, Hiruzen sudah melalui tiga perang besar antar-shinobi. Dirinya baru pensiun setelah Minato terpilih menjadi Hokage Keempat karena menjadi pahlawan pada Perang Shinobi Ketiga.
Namun, masa jabatan Minato tidak berlangsung lama sehingga Hiruzen harus kembali menjadi Hokage. Bisa dibilang, Konoha mengalami masa kejayaan selama rezim Hiruzen. Perlu diakui bahwa Hiruzen memang memiliki beberapa kegagalan selama dirinya menjadi Hokage. Meski begitu, Hiruzen berhasil membuat Konoha menjadi desa shinobi yang superior.
Sayangnya, Hiruzen tidak bisa selamanya menjadi Hokage. Dirinya harus mengakhiri rezimnya ketika Orochimaru menyerang Konoha. Saat itu, Orochimaru menyabotase Ujian Chūnin dengan tujuan untuk menculik Sasuke.
Meski Hiruzen dikenal sebagai Dewa Shinobi, usianya sudah tidak muda lagi. Ditambah lagi, Orochimaru menggunakan Edo Tensei untuk membangkitkan Hashirama dan Tobirama. Karena tidak memiliki pilihan lain, Hiruzen akhirnya menggunakan jurus Shiki Fujin untuk membawa Orochimaru mati bersamanya. Sayangnya, Hiruzen hanya berhasil menyegel tangan Orochimaru, sementara dirinya harus mati karena menggunakan jurus terlarang tersebut.
Jika Hiruzen adalah Hokage dengan masa jabatan paling lama, Minato adalah kebalikannya. Sama seperti Hiruzen, Minato juga terpilih menjadi Hokage pada usia yang masih sangat muda. Dirinya dipercaya untuk menjadi Hokage setelah menjadi pahlawan pada Perang Shinobi Ketiga.
Ketika Minato menjadi Hokage, istrinya, Kushina Uzumaki, tengah hamil Naruto. Sayangnya, ketika Naruto dilahirkan, Obito melepas segel Ekor Sembilan dalam tubuh Kushina. Alhasil, Kurama lepas dan mengamuk di Konoha.
Melihat desanya dihancurkan, Minato tidak tinggal diam. Meski dirinya dikenal sebagai Hokage yang kuat, Minato tetap tidak bisa mengendalikan Bijū. Hingga akhirnya, Minato dan Kushina memutuskan untuk mengorbankan nyawanya demi menyegel sang Ekor Sembilan ke tubuh anak mereka, Naruto.
Meski Minato berhasil melindungi desa dari amukan Kurama, insiden tersebut menimbulkan konflik yang baru. Hiruzen yang sudah pensiun terpaksa ditunjuk kembali untuk menjadi Hokage. Kemudian, klan Uchiha diasingkan ke pinggiran Konoha karena muncul dugaan bahwa orang yang melepas Kurama adalah seorang Uchiha.
Tidak diragukan lagi jika ketiga Hokage di atas adalah Hokage yang memiliki dedikasi tinggi untuk desanya. Mereka tidak hanya mengincar jabatan, tetapi juga siap untuk mengorbankan nyawa mereka demi melindungi desa. Sungguh aksi yang sangat heroik, bukan?